Mendengar kata neraka (An-Naar) pasti yang terbayang di pikiran kita adalah api yang sangat panas.
Secara bahasa, An-Naar berarti api.
Keadaan neraka adalah kebalikannya surga yang penuh dengan kenikmatan.
Di surga tak ada derita dan kesusahan, maka sebaliknya neraka menjadi seburuk-buruk tempat dan penderitaan.
Penyiksaan demi penyiksaan dialami penghuninya hingga tak bisa dibayangkan betapa dahsyatnya neraka tersebut.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) sendiri pernah jatuh pingsan ketika mendengar penjelasan Jibril tentang neraka dan penghuninya.
Berikut kisahnya seperti diulas Abu Laits As-Samarqandi dalam Kitab Tanbihul Ghafilin (peringatan bagi orang-orang lalai).
Dikisahkan, Nabi Muhammad SAW pernah bertanya kepada Malaikat Jibril: “Ya Jibril, jelaskan kepadaku sifat jahannam?”
Jibril menjawab: “Ya, ketika Allah Ta’ala menjadikan jahannam maka dinyalakan selama 1000 tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan 1000 tahun hingga putih.
Kemudian 1000 tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, baranya tidak pernah padam.
Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andai terbuka sebesar lubang jarum niscaya api itu akan membakar seluruh penduduk bumi karena panasnya.
Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andai satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan matilah penduduk bumi karena panas dan baranya.
Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu gelang rantai yang disebut Allah dalam Alqur’an itu diletakkan di atas bukit niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yang ketujuh.
Demi Allah yang mengutusmu dengan hak, andai seorang di ujung barat tersiksa niscaya akan terbakarlah orang-orang yang berada di timur karena panasnya.
Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi dan minumannya air panas bercampur nanah dan pakaiannya potongan api.
Api neraka itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagian tertentu dari kaum laki-laki dan perempuan.”
Sumber dan Kontributor
- Penyunting: elibrary.id
- Konten: kalam.sindonews.com