elibrary.id

Gerakan Indonesia Cerdas Literasi

Nabi Syama'un Al-Ghazi As (Samson) yang Beribadah Seribu Tahun

Apa isi dari Video ini?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nabi Syam’un al-Ghozi as., memiliki beberapa nama; dalam bahasa Ibrani, disebut Šimšon; sedangkan dalam bahasa Tiberias, disebut Šhimšhôn; lalu dalam Alkitab Nasrani, disebut Samson.

Sedangkan dalam bahasa Arab, beliau disebut dengan Syamsyawn atau Syam’un.

Nama Syam’un sendiri artinya “yang berasal dari matahari”, sedangkan al-Ghozi, artinya “yang berasal dari Ghozi” (Ghaza, Palestina sekarang).

Sebagai seorang muslim, kita pasti sudah tidak asing akan sebuah malam yang sungguh luar biasa pahalanya di bulan Ramadhan.

Yaitu malam turunnya Lailatul Qadar.

Malam diturunkannya kitab Al-Qur’an, dan malam yang yang pahalanya lebih baik dari seribu bulan.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Nur Karim,

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan.” (Al-Qadr, 97: 1-3).

Kisah tentang 1000 bulan, berawal dari seorang Nabiyullah yang bernama Nabi Syam’un al-Ghozi as.

Nabi dari kalangan Bani Israil.

Beliau adalah hakim ketiga terakhir pada zaman Israel kuno.

Sebagaimana diterangkan dalam Kitab “Muqasyafatul Qulub” karangan Syeikh Muhammad bin Muhammad Abu Hamid al Ghazali.

Bahwa, Rasulullah SAW. saat berkumpul bersama para sahabat di bulan suci Ramadhan, beliau bercerita tentang seorang Nabi bernama Syam’un al-Ghozi as.

Diriwayatkan bahwa suatu kali Nabi Muhammad SAW., terlihat tesenyum sendiri, lalu ditanya oleh para sahabatnya, “Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Diperlihatkan kepadaku di hari akhir, ketika seluruh manusia dikumpulkan di padang ma’syar, ada seorang Nabi yang membawa pedang dan tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam surga, dia adalah Syam’un.”

Nabi Syam’un al-Ghozi AS adalah seorang pahlawan berambut panjang yang memiliki kemukjizatan dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana.

Dengan hanya bersenjatakan tulang rahang seekor unta yang dibentuk menyerupai sebuah pedang pendek yang tajam.

Nabi Syam’un Al-Ghazi berperang melawan bangsa yang menentang Allah SWT, dengan penuh keberanian dan selalu dapat mengalahkan mereka.

Pada riwayat lainnya dikatakan bahwa senjata beliau adalah janggut seekor unta yang dengan sekali sabetan saja, tewaslah para musuhnya.

Menghadapi kesaktian Nabi Syam’un al-Ghozi as, membuat para kafirun kewalahan.

Mereka mencari jalan untuk bisa menundukkannya.

Akhirnya ide licik pun ditemukan.

Mereka menawarkan hadiah berupa uang dan perhiasan yang berlimpah kepada istri Nabi Syam’un Al-Ghazi, dengan syarat ia bersedia melumpuhkan suaminya. Istri Nabi Syam’un Al-Ghazi yang ternyata seorang kafir, sangat tergiur oleh hadiah itu.

Maka pada suatu malam ketika Nabi Syam’un al-Ghozi as. tertidur lelap.

Dengan pelan-pelan istrinya mengikat tangan dan kaki suaminya.

Tiba-tiba Nabi Syam’un Al-Ghazi terbangun dan dengan mudahnya memutuskan tali pengikat tersebut.

Di malam lainnya, kembali istri durhaka tersebut mengikat tangan dan kaki Nabi Syam’un al-Ghozi as yang tidur dengan rantai besi.

Lagi-lagi setelah Nabi Syam’un Al-Ghazi terbangun, dengan mudahnya diputuskannya rantai besi itu.

Karena sayang dan cintanya kepada isterinya, akhirnya Nabi Syam’un Al-Ghazi berkata, “Istriku, tak seorang pun dapat mengalahkan aku karena rahasia kekuatanku ada pada rambutku. Jika engkau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya maka ikatlah aku dengan potongan rambutku.”

Setelah mengetahui rahasia kekuatan suaminya, istri durhaka ini kemudian mencari kesempatan untuk menggunting rambut suaminya.

Akhirnya, di suatu malam ketika Nabi Syam’un al-Ghozi AS sedang tertidur lelap. 

Istrinya mengguting beberapa rambut Nabi, sejumlah 8 helai rambut yang panjangnya sampai ke tanah.

Lalu istri keji ini mengikat kedua tangan Nabi dengan 4 helai rambut, dan 4 lainnya diikatkan pada kedua kakinya.

Ketika Nabi Syam’un AL-Ghazi terbangun, beliau tidak bisa berbuat apa-apa karena telah diikat oleh kekuatannya sendiri.

Istrinya kemudian memberitahu para kafirun.

Lalu mereka datang dan membawa Nabi Syam’un Al-Ghazi.

Istri yang durhaka ini mendapatkan hadiah yang banyak sebagaimana yang sudah dijanjikan.

Nabi Syam’un al-Ghozi AS lalu dibawa kehadapan raja para kafirun.

Mulailah mereka memotong kedua telinga, bibir, kedua tangan dan kaki Nabi Syam’un Al-Ghazi.

Tidak hanya itu, Nabi juga disiksa dengan dibutakan kedua matanya, lalu diikat pada sebuah tiang istana dan dipertontonkan kepada khalayak istana.

Mereka menyiksa Nabi dengan tujuan agar beliau mati secara perlahan-lahan.

Istrinya yang jahat, ikut pula menyaksikan penyiksaan tersebut tanpa rasa belas kasihan.

Begitu hebatnya siksaan tersebut, membuat Allah SWT berbicara pada Nabi Syam’un al-Ghozi AS., “Hai Syam’un apa yang engkau inginkan, Aku akan menindak mereka.”

Nabi menjawab, “Ya Allah, berikanlah kekuatan kepadaku hingga aku mampu menggerakkan tiang istana ini, dan akan kuhancurkan mereka.”

Maka dengan seizin Allah, Nabi Syam’un al-Ghozi AS menggoyangkan tiang istana tersebut, dan tiang itupun rubuh menimpa raja bersama seluruh khalayak istana termasuk istrinya yang durhaka dan orang-orang yang telah menyiksanya.

Mereka semua mati tertimpa reruntuhan bangunan istana dan terkubur di dalamnya.

Do’a Nabi Syam’un al-Ghozi AS diqobulkan Allah SWT.

Hanya beliau sendiri yang selamat, lalu Allah mengembalikan seluruh anggota badan yang telah terpotong dan menyembuhkan segala sakitnya.

Setelah peristiwa itu, Nabi Syam’un al-Ghozi AS bersumpah kepada Allah SWT akan menebus semua dosanya dengan berjuang menumpas semua kebatilan dan kekufuran selama 1000 bulan tanpa henti.

Nabi menyibukkan diri dalam beribadah kepada Allah.

Malam hari dilalui dengan memperbanyak shalat malam, sedangkan siangnya beliau berpuasa.

Nabi menjalankan ibadahnya selama seribu bulan hingga ajalnya tiba, yaitu 83 tahun 4 bulan.

Setelah mendengar kisah Nabi Syam’un al-Ghozi AS, para sahabat Nabi Muhammad SAW menangis terharu, kata mereka, “Ya Rasullulah, tahukah baginda akan pahalanya?”

Jawab Rasulullah, “Aku tidak tahu.”

Setelah Rasulullah selesai berkisah, Allah SWT menurunkan Malaikat Jibril , dengan membawa surat Al-Qadr kepada Nabi Muhammad SAW.

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur`an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril as. dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr, 97: 1-5)

 

Nabi Syam’un Al-Ghazi menebus kesalahan dengan beribadah selama seribu bulan. (Gambar: bookpalace.com)

 

 

Sumber dan Kontributor

 

Tentang Video

Tahun Terbit: 12 Mei 2020
Bahasa: Indonesia
Sumber & Kontributor: https://www.youtube.com/watch?v=QLkUNpp2iO8
Durasi Video: 15 menit : 29 detik
Channel: Tafakkur Fiddin
Pengunjung: 0 Hari Ini: 0

Pencarian

Bagikan Info

Facebook
WhatsApp
Pinterest
Twitter
Telegram
LinkedIn

Bahasan Terpopuler

Informasi Lainnya

Jelajah E-Library

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!

Permintaan Ditolak

Akses ditolak karena tautan yang dituju tidak tersedia. Terima kasih.