Ada seorang guru agama yang memiliki banyak murid.
Namun di antara murid-muridnya itu, hanya ada satu murid yang paling ia sayangi, yaitu Ahmad.
Karena sikap guru mereka seperti itu, murid-murid yang lain jadi iri pada Ahmad.
Mereka protes dan mendatangi sang guru.
Sang guru kemudian memanggil dan memberikan masing-masing seekor burung dan pisau pada setiap muridnya untuk disembelih di tempat yang tidak terlihat oleh siapapun.
Setelah merasa tak ada yang bisa melihat mereka, maka mereka pun segera menyembelih burung itu di tempat yang berbeda-beda.
Tak lama kemudian mereka kembali menemui sang guru dengan membawa burung yang sudah mereka sembelih.
Ternyata, hanya Ahmad saja yang tidak menyembelih burung itu.
“Maaf, Guru. Aku tidak bisa menyembelih burung ini. Aku sudah cari ke mana-mana tempat itu, tapi aku tidak bisa menemukan tempat yang tidak terlihat oleh siapapun. Bukankah Allah ada di mana-mana dan bisa melihat apa saja yang aku lakukan?” jelas Ahmad.
“Nah, itulah alasanku kenapa aku lebih memerhatikan Ahmad dibanding kalian,” tegas sang guru.
“Karena hidupnya selalu merasa diawasi Allah Swt.”
Akhirnya, kini teman-teman Ahmad pun bisa mengerti dan tidak lagi iri padanya. ***
Pesan Kisah
“Sembahlah Allah seakan engkau melihat-Nya, apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Bukhari Muslim)

Sumber dan Kontributor
- Naskah: Kak Nurul Ihsan
- Gambar: ebookanak.com/Uci Ahmad Sanusi
- Penyunting: elibrary.id
- Penerbit: Cahaya Ilmu