elibrary.id

Gerakan Indonesia Cerdas Literasi

Hettie Si Ayam Betina

Pagi ini hari cukup cerah.

Matahari bersinar lembut.

Namun, pagi yang tenang itu tiba-tiba dikejutkan teriakan Pak Brown.

“Telur kotak! Bagaimana aku meletakkan telur kotak ini ke dalam cangkir telur yang bulat?” teriak Pak Brown.

Bu Brown yang sedang membuat roti panggang menyahut, “Ya, itu telur Hettie. Pagi ini dia cegukan lagi, dan kau pasti tahu artinya.”

“Itu artinya akan ada telur kotak lagi untuk sarapan pagi, huh!” gerutu Pak Brown si peternak ayam.

Sudah tiga hari ini Hettie mengeluarkan telur berbentuk kotak di peternakan Pak Brown.

Sebenarnya itu bukan salah Hettie.

Entah kenapa Hettie sering cegukan.

Cegukan itu sulit sekali dihilangkan.

Dulu Hettie tak pernah mengalami hal itu.

Sampai suatu saat, ketika ia hendak bertelur di kandangnya, tiba-tiba,

“Petok… tok hik… ark,” Hettie cegukan dan keluarlah telur berbentuk kotak.

Kasihan sekali Hettie.

Ia merasa sedih melihat telur-telumya yang berbentuk kotak.

“Ouh… Kamu perlu kejutan yang lebih keras lagi,” kata Billy.

“Satu ‘BOO’ tidak akan mengagetkan seekor ayam. Sekarang ayo kita coba,” sebelum Hettie bersiap-siap, Billy merendahkan tubuhnya dan menyerang Hettie, dan….

“Petoook!” Hettie melompat sekali lagi ke udara dan mendarat di atas atap Pak Brown.

Dan cegukannya pun hilang.

Hettie merasa lega.

Keesokan pagi, Hettie duduk diam di dalam kandangnya dengan perasaan sangat gembira.

“Petook… petook,” Hettie bernyanyi-nyanyi.

“Kemari! Cek cek cek cek cek!” ia melemparkan sepotong kue ke arah Hettie.

Tapi Hettie mengepak-ngepakkan sayapnya.

“Tak berguna!” teriaknya pada dirinya sendiri.

“Tak berguna! Aku tidak bisa menghasilkan telur yang baik. Ah, seandainya telurku bulat. Seandainya cegukan ini hilang. Seandainya…”

Hettie tiba-tiba berhenti berbicara.

Ia mendengar Pak Brown berbicara.

“Meskipun Hettie hanya seekor ayam, dia pasti butuh istirahat,” kata Pak Brown.

“Kalau begitu aku akan membersihkan kandang dan jeraminya. Tentu Hettie akan merasa segar dan nyaman. Dan ia pasti akan melupakan cegukannya,” kata Bu Brown.

“Oh itu ide yang bagus,” kata Pak Brown.

“Kenapa tidak terpikir sebelumnya? Tentu saja Hettie perlu istirahat. Aku akan memasak semangkuk jagung kesukaannya. Mari kita membuat Hettie merasa nyaman.”

Dan ternyata itu berhasil.

Hettie si ayam betina menjadi ayam yang paling gembira.

Cegukannya hilang secara ajaib dan tidak pernah kambuh lagi.

Pak Brown dan Bu Brown juga ikut merasa senang.

Setiap pagi selalu ada telur untuk sarapan.

Dan telur-telur itu selalu bulat seperti telur-telur ayam lainnya.

“Sempurna,” kata Pak Brown, “Sangat sempurna.” ***

 

Hettie si ayam betina menjadi ayam yang paling gembira. Cegukannya hilang secara ajaib dan tidak pernah kambuh lagi. (Gambar: Dok. Majalah Bobo)

 

Sumber dan Kontributor

Pengunjung: 0 Hari Ini: 0

Pencarian

Bagikan Info

Facebook
WhatsApp
Pinterest
Twitter
Telegram
LinkedIn

Bahasan Terpopuler

Informasi Lainnya

Jelajah E-Library

error: Content is protected !!

Permintaan Ditolak

Akses ditolak karena tautan yang dituju tidak tersedia. Terima kasih.