Sebelum memeluk Islam, Amr bin Jamuh memiliki patung berhala bernama Manat.
Ia memperlakukan patungnya dengan istimewa.
Namun, suatu hari.
Putranya yang sudah masuk Islam, membuang patung itu ke dalam pembuangan kotoran manusia.
Dari peristiwa itu Amr bin Jamuh kemudian berpikir.
Kalau seandainya patung itu tuhan, mengapa ia tidak berdaya diperlakukan orang seperti itu.
Setelah masuk Islam, Amr bin Jamuh ingin ikut berjihad di medan perang.
Namun Rasul melarangya karena Amr bin Jamuh memiliki kekurangan fisik.
Kakinya pincang sehingga jalannya berjingkat-jingkat tidak bisa berlari.
Pada saat Perang Uhud, Amr bin Jamuh kembali datang menemui Rasulullah.
Ia memaksa ingin ikut berjihad.
Akhirnya, dengan berat hati, Rasul pun terpaksa mengijinkannya.
Sebelum maju ke medan jihad, ia berdoa, “Ya Allah, berilah aku kesempatan untuk menemui syahid. Dan janganlah aku dikembalikan kepada keluargaku!”
Dengan kaki pincang, Amr bin Jamuh menyerang kaum kafir Quraisy.
Setelah berperang penuh keberanian.
Akhirnya ia syahid di medan pertempuran.
Ia kemudian dimakamkan bersama seorang sahabat terdekatnya dalam satu lubang kubur.
Setelah 46 tahun makamnya diterjang banjir.
Saat digali dan jasadnya akan dipindahkan.
Subhanallah!
Ternyata jasad Amr bin Jamuh masih utuh.
Bibirnya tersenyum dan seolah-olah ia sedang tertidur pulas. ***
Pesan Hikmah untuk Ananda
Kekurangan fisik jangan menjadi penghalang untuk berjihad di jalan Allah.

Sumber dan Kontributor
- Judul Buku: Kisah 33 Sahabat Utama Nabi
- Naskah: Kak Nurul Ihsan
- Gambar: Aep Saepudin/ebookanak.com
- Penerbit: Cahaya Ilmu