elibrary.id

Gerakan Indonesia Cerdas Literasi

Cahaya Biru (Dongeng dari Jerman Karya Brothers Grimm)

Apa isi dari Video ini?

Cahaya Biru Dongeng dari Jerman (Youtube Dongeng Kita)
Cahaya Biru Dongeng dari Jerman karya Grimm Bersaudara. (Youtube Dongeng Kita)

 

Dahulu kala ada seorang prajurit yang selama bertahun-tahun telah melayani Raja dengan setia, tetapi ketika perang berakhir dia tidak dapat melayani lagi karena banyak luka yang dia derita.

Raja berkata kepadanya, “Kamu boleh kembali ke rumahmu, aku tidak membutuhkanmu lagi, dan kamu tidak akan menerima uang lagi, karena aku hanya membayar upah bagi mereka yang melayaniku.”

Prajurit itu kemudian meninggalkan istana, dia pergi dengan susah payah dan berjalan sepanjang hari.

Seluruh hidupnya dia serahkan sebagai prajurit untuk melayani Raja, sehingga dia tahu bagaimana cara mencari uang untuk menghidupinya.

Sampai di malam hari dia memasuki hutan.

Ketika kegelapan datang, dia melihat cahaya dari sebuah rumah.

Diapun mendatangi rumah itu yang ternyata milik seorang penyihir.

“Beri aku penginapan satu malam, dan sedikit untuk makan dan minum,” ucap si Prajurit pada pemilik rumah, “atau aku akan kelaparan.”

“Oho!” si Penyihir menjawab, “Baik aku akan membantumu, jika kamu mau melakukan apa yang saya inginkan.”

Baca juga:  Cara Membuat Gelembung Sabun

“Apa yang kamu inginkan? ” kata prajurit itu.

“Aku ini kamu menggali seluruh kebunku, besok.”

Prajurit itu setuju, dan hari berikutnya bekerja dengan sekuat tenaga.

Dia baru berhenti bekerja katika hari menjelang malam.

“Aku melihat pekerjaan engkau cukup baik,” kata penyihir itu.

“Aku akan menahan engkau satu malam lagi. Engkau boleh beristirahat di sini dan mendapatkan makan malam, sebagai bayaran engkau harus membantuku memotong setumpuk kayu, dan membuatnya kecil.”

Prajurit itu menghabiskan sepanjang hari untuk melakukannya, dan pada malam hari penyihir itu mengusulkan agar dia menginap semalam lagi.

“Besok, aku hanya akan memberi engkau pekerjaan yang sangat sepele. Di belakang rumahku, ada sumur tua yang kering, di mana cahaya milikku telah jatuh, menyala biru, dan tidak pernah padam, dan engkau harus membawanya lagi untukku.”

Hari berikutnya wanita tua itu membawa si Prajurit ke sumur, dan menurunkannya ke dalam sumur menggunakan keranjang yang diikat.

Si Prajurit menemukan cahaya biru, dan memberi tanda kepada si Nenek penyihir untuk menariknya kembali.

Si Nenek Penyihir memang menariknya, tetapi ketika dia mendekati tepi.

Baca juga:  Legenda Danau Tondano (Cerita Rakyat Sulawesi Utara)

Si nenek mengulurkan tangannya dan ingin mengambil cahaya biru dari si Prajurit.

“Tidak,” kata si prajurit, memahami niat jahat si penyihir, “Aku tidak akan memberimu cahaya ini sampai aku berdiri dengan kedua kaki di atas tanah.”

Penyihir itu marah dan melepaskan pegangannya pada tali, dan pergi.

Prajurit yang malang itu jatuh kembali ke dalam sumur.

Tubuhnya menghantam dasar sumur, namun karena tanahnya lembab, tubuhnya tidak cedera sedikitpun.

Cahaya biru di tangannya masih menyala, tetapi apa gunanya itu baginya?

Dia duduk untuk beberapa saat dengan sangat sedih, lalu tiba-tiba dia meraba sakunya dan menemukan pipa tembakaunya, yang masih setengah penuh.

“Ini akan menjadi kesenangan terakhirku,” pikirnya, menariknya keluar, menyalakannya di cahaya biru dan mulai merokok.

Ketika asap telah mengelilingi sumur, tiba-tiba seorang kurcaci hitam kecil berdiri di hadapannya, dan berkata, “Tuan, apa perintah-Mu?”

“Perintah apa yang harus kuberikan kepadamu?” jawab prajurit itu, cukup heran.

“Aku akan melakukan semua yang Tuan minta,” kata pria kecil itu.

Baca juga:  Kue Kimu

“Bagus,” kata prajurit itu, “Maka pertama-tama bantu aku keluar dari sumur ini.”

Pria kecil itu memegang tangannya, dan membawanya melalui lorong bawah tanah.

Dalam perjalanan kurcaci itu menunjukkan padanya harta yang telah dikumpulkan dan disembunyikan penyihir itu di sana, dan prajurit itu mengambil emas sebanyak yang dia bisa bawa.

Ketika dia di atas, dia berkata kepada pria kecil itu, “Sekarang pergi dan ikat penyihir tua itu, dan bawa dia ke hadapan hakim.”

Seperti kilat pria kecil itu pergi, dan tidak menunggu lama dia muncul kembali.

“Semuanya sudah selesai,” katanya, “dan penyihir itu sudah tergantung di tiang gantungan. Perintah selanjutnya apa yang dimiliki Tuanku? ” tanya kurcaci itu.

“Saat ini, tidak ada,” jawab prajurit itu; “Kembalilah ke rumahmu, aku akan memanggilmu jika aku membutuhkan bantuan.”

“Tidak ada yang lebih dibutuhkan dari pada itu kamu harus menyalakan pipamu pada cahaya biru, dan aku akan muncul di hadapanmu segera.

Prajurit itu kembali ke kota tempat dia datang.

Membeli rumah dan lahan pertanian, dan hidup bahagia di sana. ***

Sumber dan Kontributor

Tentang Video

Judul: Cahaya Biru
Penyunting: elibrary.id
Tahun Terbit: 17 Juni 2022
Bahasa: Indonesia
Sumber & Kontributor: https://www.youtube.com/watch?v=rTs0cR1iYiI
Durasi Video: 8 menit : 11 detik
Channel: Dongeng Kita
Pengunjung: 0 Hari Ini: 0

Pencarian

Bagikan Info

Facebook
WhatsApp
Pinterest
Twitter
Telegram
LinkedIn

Bahasan Terpopuler

Informasi Lainnya

Jelajah E-Library

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!

Permintaan Ditolak

Akses ditolak karena tautan yang dituju tidak tersedia. Terima kasih.

Gerakan Indonesia Pintar

Dukung Gerakan Indonesia Pintar untuk membantu jutaan anak Indonesia mendapatkan akses bacaan gratis berkualitas.

Logo Gerakan Indonesia Pintar