Mansa Musa meninggalkan kesan tak terlupakan di Kairo, hingga al-Umari, yang mengunjungi kota itu 12 tahun setelah kedatangan Mansa Musa ke sana, ingat bagaimana orang-orang Kairo menyanjung-nyanjung raja Mali tersebut.
Dengan borosnya Mansa Musa memberikan emas yang dibawanya di Kairo, sampai-sampai persinggahannya selama tiga bulan di kota tersebut menyebabkan anjloknya harga emas di kawasan tersebut selama 10 tahun dan menghancurkan perekonomian di sana.
Perusahaan teknologi AS, SmartAsset.com, memperkirakan, berdasarkan penyusutan nilai emas, perjalanan haji Mansa Musa menyebabkan kerugian ekonomi senilai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,4 triliun di seantero Timur Tengah.
Dalam perjalanan pulangnya, Mansa Musa melintasi Mesir kembali, dan menurut beberapa orang, ia mencoba untuk membantu mengembalikan perekonomian Mesir dengan menarik sebagian emas dari peredaran dengan cara meminjamnya menggunakan suku bunga yang amat tinggi dari para pemberi pinjaman Mesir.
Yang lainnya mengatakan ia sangat boros sampai-sampai kehabisan emas.
Lucy Duran dari School of African and Oriental Studies di London mencatat bahwa para penghibur Mali, yang merupakan pendongeng balada sejarah, khususnya, marah terhadap Mansa Musa.
“Ia membagikan terlalu banyak emas sepanjang perjalanan hingga para penghibur tak mau memuja-mujinya lagi dalam nyanyian mereka karena mereka berpikir bahwa, ia menghambur-hamburkan sumber daya alam lokal di luar kerajaan,” ujarnya. ***

Sumber dan Kontributor
- Penyunting: elibrary.id
- Baca selengkapnya di sini