Ali bin Abi Thalib adalah menantu Rasulullah yang pemberani.
Keberaniannya terbukti saat Rasul akan dibunuh oleh para kafir Quraisy.
Malam itu, Rasul menyuruh Ali untuk tidur di tempat beliau.
Tak lama kemudia sekelompok kafir Quraisy datang hendak membunuh Rasul.
Namun mereka tidak jadi membunuh karena yang tidur di tempat itu bukan Rasulullah, tapi Ali.
Saat Ali menjabat khalifah, ia kehilangan baju perang yang terbuat dari besi.
Ternyata baju perang itu telah diambil oleh seorang Yahudi.
Namun saat diminta, orang Yahudi itu tak mau mengembalikan baju perangnya itu.
Untuk mencari keadilan kemudian Ali membawa permasalahan itu ke hakim di pengadilan.
Ali membawa dua orang saksi.
Budaknya dan putranya sendiri, Hasan.
Namun di pengadilan, meski pun hakim itu bawahannya dan seorang Muslim.
Ternyata tidak mengabulkan permintaan Ali.
Namun sungguh luar biasa.
Meski saat itu Ali sedang berkuasa, ia tetap menerima putusan sang hakim dengan lapang dada.
Sebaliknya, orang Yahudi itu berubah mengagumi sikap keteladanan Ali.
Maka ia pun segera berterus terang, “Sebenarnya baju itu aku temukan di jalan. Terjatuh dari unta milik Ali.”
Ia pun langsung menyerahkan baju besi itu pada Ali dan bersyahadat untuk masuk Islam.
Karena Yahudi itu masuk Islam dengan sukarela, maka Ali kemudian menghadiahkan baju besi itu dan menambahkan beberapa ratus uang dirham pada orang Yahudi itu. ***
Pesan Hikmah untuk Ananda
Penguasa atau pemimpin harus tetap patuh dan tunduk pada hukum.
Sumber dan Kontributor
- Judul Buku: Kisah 33 Sahabat Utama Nabi
- Naskah: Kak Nurul Ihsan
- Gambar: Aep Saepudin/ebookanak.com
- Penerbit: Cahaya Ilmu
