Pada hari tuanya, Ibnu Sina terserang penyakit colic.
Dikisahkan bahwa keinginan untuk sembuh sangat kuat hingga ia pernah meminta obat delapan kali dalam sehari.
Sekalipun kondisinya memburuk karena penyakit yang ia derita, ia masih saja tetap aktif menghadiri sidang-sidang majelis ilmu di Isfahan.
Kemudian ketika ad-Daulah bermaksud akan pergi ke Hamadan, Ibnu Sina memaksakan ikut dalam rombongan tersebut.
Pada hari-hari terakhirnya, Ibnu Sina mandi, bermunajat mendekatkan diri pada Allah Swt, menyumbangkan hartanya untuk fakir-miskin, membela orang-orang yang tertindas, menolong orang yang lemah, memerdekakan budak, dan tekun membaca Alquran sehingga beliau bisa menamatkannya tiap tiga hari sekali.
Semua itu terus Ibnu Sina lakukan hingga ajal menjemput.
Ibnu Sina meninggal dunia di Hamadan dalam usia 58 tahun pada bulan Ramadhan 428 H/1037 M.
Ia dimakamkan di Hamadan.
Dalam rangka memperingati 1000 tahun hari kelahirannya (Fair Millenium) di Teheran pada tahun 1955 M ia telah dinobatkan sebagai “Father of Doctor” untuk selamanya-selamanya, dan di sana (Teheran) telah dibangunkan sebuah monumen sejarah untuk itu.
Makam beliau di Hamadan kini dikelilingi oleh makam-makam ilmuwan Islam yang lainnya. ***

Sumber dan Kontributor
- Penyunting: elibrary.id
- kompas.com
- biografi-tokoh-ternama.blogspot.com
- najibah5284.wixsite.com