Pada tanggal 27 Agustus 1883, tsunami yang ditimbulkan akibat letusan gunung Krakatau di selat Sunda mempunyai ketinggian gelombang 40 meter dan menyapu masuk sampai kepedalaman pantai Barat Jawa maupun pantai Selatan Sumatera sejauh 10 mil.
Pada waktu kejadian ini merenggut lebih dari 36.000 orang meninggal.
Pristiwa yang sangat dramatis menimpa sebuah kapal uap Berouw yang sedang berlabuh di Teluk Betung dilemparkan 3,3 kilometer dari tempatnya semula dan jatuh di lembah sungai Kuripan pada ketinggian 20 meter, 2,8 kilometer dari pantai.
Beberapa kasus tsunami lainnya yang terjadi di Indonesia, misalnya yang menimpa Mapaga (Sulawesi) yang terjadi pada tanggal 14 Agustus 1968, menewaskan 200 orang dan menghancurkan 790 rumah.
Tsunami terjadi juga 23 Pebruari 1969 juga melanda pantai Sulawesi Barat, 19 Agustus 1877 melanda pantai selatan Sumba, 18 Juli 1979 melanda Lomblen (dekat Flores).
Tsunami yang besar juga terjadi di pantai Barat Aceh dan Nias, pada bulan Desember 2004.
Akibat gempa dasar laut dengan kekuatan 9,2 skala Richter mengakibatkan kerusakan yang sangat hebat, tidak kurang dari 150.000 orang meninggal.
Dampak dari gempa yang menimbulkan tsunami tersebut tidak hanya menimbulkan kerusakan dan korban jiwa di Aceh dan Nias saja tetapi juga Myanmar, Sailon, India, dan Banglades.
Setelah itu gempa juga melanda pantai selatan Jawa, dengan kerusakan terparah terjadi di Pangandaran dan sekitarnya, lebih dari 500 orang meninggal.
Sumber dan Kontributor