elibrary.id

Gerakan Indonesia Cerdas Literasi

Sebuah petir langsung menyambar kembali Ki Ageng Selo. Dengan beraninya, Ki Ageng Selo langsung menangkap petir itu. Sang petir terkejut, tak disangka ada manusia yang bisa menangkapnya. (Gambar: Rahman/elibrary.id)
101 Cerita Nusantara: Manusia Penangkap Petir (Cerita Rakyat Jawa Tengah)

101 Cerita Nusantara: Manusia Penangkap Petir

(Cerita Rakyat Jawa Tengah)

Akhir-akhir ini di wilayah Demak, setiap hujan datang, sering muncul kilat dan petir yang datang menyambar-nyambar.

Amat menakutkan bagi orang-orang yang mendengar dan melihatnya.

Sudah banyak korban yang meninggal akibat terkena sambaran petir tersebut.

Ki Ageng Selo bekerja di sawah dengan rajinnya.

Saat itu mendung menggantung di langit.

Namun, Ki Ageng tak peduli, ia terus saja bekerja.

Hujan pun turun disertai kilat dan petir.

Makin lama kilat dan petir itu menyambar-nyambar ke berbagai arah, bahkan ke arah Ki Ageng Selo.

Tiba-tiba,“Duar!!! Terdengar bunyi ledakan yang dasyhat.

Sambaran petir itu tepat mengenai tubuh Ki Ageng Selo.

Tapi, sungguh ajaib.

Tubuhnya sama sekali tidak terbakar.

Ki Ageng Selo lalu berdiri.

Matanya menatap langit.

Mulutnya berkomat-kamit berdoa.

Sebuah petir langsung menyambar kembali Ki Ageng Selo.

Dengan beraninya, Ki Ageng Selo langsung menangkap petir itu.

Sang petir terkejut, tak disangka ada manusia yang bisa menangkapnya.

Ia pun berusaha membebaskan diri, dan mengubah wujudnya menjadi seekor naga besar.

Tapi cengkeraman Ki Ageng Selo begitu kuat.

Si Naga petir pun menyerah.

Ki Ageng mengingatkan naga petir itu agar tak menyambar orang-orang tak berdosa lagi.

Ki Ageng Selo membawa naga petir itu ke Demak.

Di sana, ia memasukkan naga petir ke dalam kurungan besi.

Setelah itu dikuncinya dengan doa-doa agar sang naga petir tak bisa kabur.

Hingga suatu hari, datang seorang nenek yang kebingungan mencari anaknya.

Ia mendekati kurungan berisi naga petir itu.

Setelah dekat, tiba-tiba terdengar dentuman dahsyat.

Naga petir berubah menjadi cahaya dan berhasil keluar dari kurungan.

Nenek itu pun tiba-tiba berubah menjadi cahaya.

Keduanya melesat ke angkasa.

Rupanya nenek itu adalah ibu petir yang mencari anaknya.

Untuk mengenang peristiwa itu, Ki Ageng Selo memberi nama tempat itu Lemah Udreg, artinya tempat beradu ilmu dengan sang petir. ***

Pesan Moral
Bila ada petir, segera berlindung ke tempat yang aman dan jangan lupa berdoa.

Sumber dan Kontributor

Pengunjung: 0 Hari Ini: 0

Pencarian

Bagikan Info

Facebook
WhatsApp
Pinterest
Twitter
Telegram
LinkedIn

Bahasan Terpopuler

Informasi Lainnya

Jelajah E-Library

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!

Permintaan Ditolak

Akses ditolak karena tautan yang dituju tidak tersedia. Terima kasih.