“Percuma saja, tentu saja bayi kita sudah meninggal. Jangan membuat dirimu semakin menderita, istriku.”
“Tapi… aku merasa bayi kita masih hidup, Pak!”
“Tidak mungkin, tentunya bayi kita sudah meninggal karena kelaparan atau dimakan binatang buas.”
Mendengar perkataan suaminya, ibunda Ibrahim menangis tersedu-sedu.
Dia membayangkan bayinya dimakan binatang buas.
Namun, nalurinya mengatakan Ibrahim masih hidup.
“Kita harus kembali ke dalam hutan,” ucapnya kemudian.
Matanya membulat menunjukkan tekad yang kuat.
Akhirnya, Azar mengikuti keinginannya karena tidak tega melihat kesedihan istrinya.
Keesokan harinya, mereka berangkat pagi-pagi sekali menuju hutan.
“Itu… guanya,” tunjuk istrinya.
Mereka berdua segera menuju gua.
Keadaan gua tampak sangat tenang.
Matahari pagi bersinar menerobos pintu gua.
Istri Azar segera bergegas masuk ke dalam gua.
Apa yang dilihatnya di dalam gua benar-benar menakjubkan!
Bayinya sedang tertawa-tawa seperti sedang bercanda dengan seseorang.
“Bayiku ….” jeritnya bahagia.
Azar segera mengikuti istrinya.
Dia pun tertegun melihat istrinya menggendong Ibrahim.
“Lihat …Ibrahim masih hidup.”
“Aneh… aku sungguh tidak percaya.”
“Ini suatu keajaiban. Rupanya ada yang menjaga Ibrahim.”
“Ya… tapi kita tidak dapat membawa Ibrahim pulang,” ucap Azar sambil mengelus kepala Ibrahim.
“Kalau begitu, aku yang akan ke sini setiap hari,” ucap istrinya.
“Tapi … bagaimana kalau orang lain curiga?”
“Aku akan berpura-pura mencari kayu bakar ke dalam hutan,” ucap istrinya penuh keyakinan.
“Baiklah …,” ucap Azar kemudian. ***
Sumber dan Kontributor
- Judul Buku: Kisah Teladan Nabi Ibrahim AS
- Seri: The Best Stories of Quran
- Penyusun: Kak Nurul Ihsan dan Rani Yulianti
- Ilustrasi: Dini Tresnadewi dan Aep Saepudin
- Penerbit: Erlangga for Kids
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Semua konten ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak/dishare/didownload/dikomersialkan/dicetak/dipublikasikan ulang dalam bentuk apa pun, tanpa izin tertulis dari penerbit dan admin elibrary.id.