Pendahuluan
Malaikat Atid merupakan salah satu malaikat yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Bersama dengan Malaikat Raqib, mereka bertugas mencatat setiap amal perbuatan manusia tanpa terlewat sedikitpun. Pemahaman tentang keberadaan dan tugas Malaikat Atid ini menjadi bagian fundamental dari iman kepada malaikat, yang merupakan salah satu dari enam rukun iman dalam Islam.
Dalam Al-Quran, Allah SWT menyebutkan keberadaan malaikat pencatat ini dalam Surah Qaf ayat 17-18, yang menggambarkan bagaimana setiap ucapan dan perbuatan manusia selalu diawasi dan dicatat. Konsep ini memberikan kesadaran mendalam bagi setiap Muslim tentang pentingnya menjaga diri dalam setiap aktivitas, karena tidak ada yang tersembunyi dari pengawasan Allah melalui malaikat-malaikat-Nya.
Quiz ini disusun untuk menguji dan memperdalam pemahaman Anda tentang Malaikat Atid, meliputi pengertian, tugas, kedudukan dalam Islam, serta hikmah di balik keberadaan mereka. Setiap soal dilengkapi dengan pembahasan yang merujuk pada sumber-sumber otentik seperti Al-Quran, hadis sahih, dan karya-karya ulama terpercaya.
Mari kita mulai perjalanan pembelajaran ini untuk memperkuat iman dan meningkatkan kualitas amal ibadah kita sehari-hari.
QUIZ MALAIKAT ATID
Soal 1
Apa nama lengkap dari dua malaikat yang bertugas mencatat amal perbuatan manusia?
A. Jibril dan Mikail
B. Raqib dan Atid
C. Munkar dan Nakir
D. Ridwan dan Malik
Jawaban: B. Raqib dan Atid
Pembahasan: Malaikat Raqib dan Atid adalah sepasang malaikat yang bertugas mencatat setiap amal perbuatan manusia. Nama “Raqib” berasal dari kata Arab yang berarti “pengawas” atau “penjaga”, sementara “Atid” berarti “yang siap” atau “yang hadir”. Dalam literatur Islam, Raqib bertugas mencatat amal kebaikan, sedangkan Atid mencatat amal keburukan. Keberadaan mereka disebutkan dalam Al-Quran Surah Qaf ayat 17: “Ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri.”
Soal 2
Dalam Surah mana Allah SWT menyebutkan tentang malaikat pencatat amal perbuatan manusia?
A. Surah Al-Baqarah
B. Surah Qaf
C. Surah Al-Mulk
D. Surah Yasin
Jawaban: B. Surah Qaf
Pembahasan: Allah SWT menyebutkan tentang malaikat pencatat amal dalam Surah Qaf ayat 17-18: “Ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” Ayat ini dengan jelas menggambarkan keberadaan dua malaikat yang senantiasa mengawasi dan mencatat setiap perbuatan dan ucapan manusia.
Soal 3
Posisi Malaikat Raqib dalam mencatat amal perbuatan manusia adalah…
A. Di sebelah kiri manusia
B. Di sebelah kanan manusia
C. Di belakang manusia
D. Di depan manusia
Jawaban: B. Di sebelah kanan manusia
Pembahasan: Berdasarkan penjelasan para ulama tafsir, Malaikat Raqib yang bertugas mencatat amal kebaikan berada di sebelah kanan manusia. Hal ini sesuai dengan tradisi Islam yang menempatkan sisi kanan sebagai sisi yang mulia dan baik. Sementara Malaikat Atid yang mencatat amal keburukan berada di sebelah kiri. Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa penempatan ini bukan dalam arti fisik yang kasat mata, melainkan dalam konteks spiritual dan tugas yang diemban masing-masing malaikat.
Soal 4
Apa yang terjadi ketika seseorang berbuat kebaikan menurut hadis tentang malaikat pencatat?
A. Langsung dicatat tanpa penundaan
B. Ditunda pencatatannya selama 6 jam
C. Menunggu konfirmasi dari malaikat lain
D. Dicatat setelah shalat
Jawaban: A. Langsung dicatat tanpa penundaan
Pembahasan: Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, ketika seseorang melakukan kebaikan, maka malaikat langsung mencatatnya tanpa penundaan. Hal ini menunjukkan betapa Allah SWT sangat menghargai setiap amal kebaikan yang dilakukan hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang hamba bermaksud melakukan kebaikan, maka dituliskan baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dituliskan baginya sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat.” (HR. Muslim)
Soal 5
Berapa lama penundaan pencatatan amal keburukan menurut hadis sahih?
A. 3 jam
B. 6 jam
C. 12 jam
D. 24 jam
Jawaban: B. 6 jam
Pembahasan: Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dan dishahihkan oleh beberapa ulama, disebutkan bahwa ketika seseorang melakukan kesalahan atau dosa, malaikat pencatat menunda pencatatannya selama 6 jam dengan harapan orang tersebut bertaubat. Jika dalam waktu 6 jam tersebut ia bertaubat dengan taubat yang sebenarnya, maka dosa tersebut tidak dicatat. Namun jika tidak bertaubat, maka dicatat sebagai satu kesalahan. Ini menunjukkan rahmat Allah yang luas kepada hamba-Nya.
Soal 6
Siapa yang pertama kali menjelaskan secara detail tentang tugas Malaikat Raqib dan Atid dalam literatur Islam klasik?
A. Imam Al-Ghazali
B. Imam Ibn Katsir
C. Imam Al-Qurtubi
D. Imam At-Tabari
Jawaban: D. Imam At-Tabari
Pembahasan: Imam At-Tabari dalam kitab tafsirnya “Jami’ Al-Bayan fi Ta’wil Al-Quran” merupakan di antara ulama pertama yang menjelaskan secara detail tentang tugas dan kedudukan Malaikat Raqib dan Atid. Beliau menjelaskan berdasarkan riwayat-riwayat sahih dari para sahabat dan tabi’in tentang cara kerja kedua malaikat ini dalam mencatat amal perbuatan manusia. Penjelasan Imam At-Tabari kemudian menjadi rujukan bagi ulama-ulama tafsir sesudahnya.
Soal 7
Dalam kondisi apa Malaikat Atid tidak mencatat dosa seseorang?
A. Ketika seseorang sedang tidur
B. Ketika seseorang bertaubat dalam 6 jam
C. Ketika seseorang sedang sakit
D. Ketika seseorang sedang berpuasa
Jawaban: B. Ketika seseorang bertaubat dalam 6 jam
Pembahasan: Berdasarkan hadis yang telah disebutkan sebelumnya, Malaikat Atid memberikan kesempatan selama 6 jam kepada seseorang yang melakukan dosa untuk bertaubat. Jika dalam masa tenggang tersebut orang yang bersangkutan benar-benar bertaubat dengan taubat nasuha (taubat yang sesungguhnya), maka dosa tersebut tidak akan dicatat. Hal ini menunjukkan betapa besar rahmat Allah SWT yang memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk kembali ke jalan yang benar sebelum amal buruknya dicatat dalam buku catatan amal.
Soal 8
Apa hikmah utama dari keberadaan Malaikat Raqib dan Atid bagi kehidupan manusia?
A. Untuk menakut-nakuti manusia
B. Untuk mengawasi manusia seperti mata-mata
C. Untuk mendorong manusia berbuat baik dan menjauhi kemungkaran
D. Untuk menghitung jumlah dosa manusia
Jawaban: C. Untuk mendorong manusia berbuat baik dan menjauhi kemungkaran
Pembahasan: Hikmah utama dari keberadaan Malaikat Raqib dan Atid adalah untuk mendorong manusia agar senantiasa berbuat baik dan menjauhi kemungkaran. Kesadaran bahwa setiap perbuatan dan ucapan dicatat akan membuat seseorang lebih berhati-hati dalam berperilaku. Ini bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti, melainkan sebagai bentuk bimbingan spiritual agar manusia selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa konsep muraqabah (merasa diawasi Allah) ini adalah dasar dari akhlak mulia.
Soal 9
Menurut para ulama, apakah Malaikat Raqib dan Atid dapat melihat niat seseorang?
A. Ya, mereka mengetahui semua niat manusia
B. Tidak, mereka hanya mencatat perbuatan lahir
C. Hanya Allah yang mengetahui niat, malaikat mencatat berdasarkan perbuatan
D. Mereka mengetahui niat baik saja
Jawaban: C. Hanya Allah yang mengetahui niat, malaikat mencatat berdasarkan perbuatan
Pembahasan: Para ulama sepakat bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati manusia, termasuk niat. Malaikat Raqib dan Atid mencatat amal perbuatan berdasarkan apa yang tampak, yaitu perbuatan dan ucapan. Namun, Allah tetap akan menghitung niat dalam perhitungan amal di akhirat nanti. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang mendapat sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari Muslim) Ini menunjukkan bahwa pencatatan malaikat dan penilaian akhir oleh Allah memiliki mekanisme yang berbeda namun saling melengkapi.
Soal 10
Kapan Malaikat Raqib dan Atid mulai bertugas dalam kehidupan seseorang?
A. Sejak dalam kandungan
B. Sejak lahir
C. Sejak baligh (dewasa)
D. Sejak bisa berbicara
Jawaban: C. Sejak baligh (dewasa)
Pembahasan: Mayoritas ulama berpendapat bahwa Malaikat Raqib dan Atid mulai bertugas mencatat amal perbuatan seseorang sejak ia mencapai usia baligh (dewasa secara syariat). Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW: “Diangkat pena (pencatatan) dari tiga golongan: dari orang yang tidur hingga bangun, dari anak kecil hingga dewasa, dan dari orang gila hingga waras.” (HR. Abu Dawud) Sebelum baligh, anak-anak belum dibebani kewajiban syariat dan belum dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya, sehingga pencatatan amal belum berlaku bagi mereka.
Soal 11
Dalam kitab mana Imam Al-Qurtubi menjelaskan secara detail tentang Malaikat Atid?
A. Al-Jami’ li Ahkam Al-Quran
B. Tafsir Al-Qurtubi
C. Al-Jami’ li Ahkam Al-Quran (Tafsir Al-Qurtubi)
D. Semua jawaban benar
Jawaban: D. Semua jawaban benar
Pembahasan: Imam Al-Qurtubi menjelaskan tentang Malaikat Atid dalam kitab tafsirnya yang terkenal dengan nama “Al-Jami’ li Ahkam Al-Quran” yang juga populer disebut “Tafsir Al-Qurtubi”. Dalam kitab ini, beliau menjelaskan secara komprehensif tentang tugas, kedudukan, dan hikmah keberadaan Malaikat Raqib dan Atid berdasarkan ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis sahih. Penjelasan Imam Al-Qurtubi sangat detail dan menjadi rujukan penting bagi para ulama sesudahnya dalam memahami konsep malaikat pencatat amal.
Soal 12
Apa yang dimaksud dengan “Kiraman Katibin” dalam istilah Islam?
A. Malaikat penjaga surga
B. Malaikat pencatat amal yang mulia
C. Malaikat pembawa wahyu
D. Malaikat penjaga neraka
Jawaban: B. Malaikat pencatat amal yang mulia
Pembahasan: “Kiraman Katibin” dalam bahasa Arab berarti “para penulis yang mulia” atau “malaikat pencatat yang terhormat”. Istilah ini merujuk kepada Malaikat Raqib dan Atid yang bertugas mencatat amal perbuatan manusia. Dalam Surah Al-Infitar ayat 10-12, Allah SWT menyebutkan: “Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi, yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (amal perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Penyebutan mereka sebagai “mulia” menunjukkan kedudukan tinggi malaikat-malaikat ini di sisi Allah SWT.
Soal 13
Berdasarkan penjelasan para ulama, berapa jumlah malaikat yang bertugas mencatat amal setiap manusia?
A. Satu malaikat
B. Dua malaikat
C. Tiga malaikat
D. Empat malaikat
Jawaban: B. Dua malaikat
Pembahasan: Berdasarkan Al-Quran dan penjelasan para ulama, setiap manusia didampingi oleh dua malaikat pencatat amal, yaitu Malaikat Raqib dan Atid. Hal ini disebutkan dengan jelas dalam Surah Qaf ayat 17: “Ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri.” Imam Ibn Katsir menjelaskan bahwa kedua malaikat ini bekerja secara berpasangan untuk setiap individu, tidak ada yang lebih atau kurang dari dua malaikat per orang.
Soal 14
Menurut hadis, apa yang terjadi dengan catatan amal kebaikan seseorang ketika ia meninggal dunia?
A. Catatan dihapus semua
B. Catatan diserahkan kepada Allah
C. Catatan disimpan di surga
D. Catatan dibawa ke alam kubur
Jawaban: B. Catatan diserahkan kepada Allah
Pembahasan: Ketika seseorang meninggal dunia, Malaikat Raqib dan Atid menyerahkan catatan lengkap amal perbuatan orang tersebut kepada Allah SWT. Catatan ini kemudian akan menjadi dasar perhitungan amal di hari kiamat. Dalam Surah Al-Isra ayat 13-14, Allah berfirman: “Dan setiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan pada hari kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab yang dijumpainya terbuka (dan dikatakan kepadanya): ‘Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.'”
Soal 15
Dalam tradisi Islam, doa apa yang dianjurkan untuk memohon perlindungan dari pencatatan amal buruk?
A. Istigfar
B. Tasbih
C. Takbir
D. Tahlil
Jawaban: A. Istigfar
Pembahasan: Istigfar (memohon ampun kepada Allah) adalah doa yang paling dianjurkan untuk memohon perlindungan dari pencatatan amal buruk. Dengan beristigfar, seseorang menunjukkan penyesalan dan keinginan untuk bertaubat dari kesalahan yang telah diperbuat. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang memperbanyak istigfar, Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud) Istigfar yang dilakukan dalam masa tenggang 6 jam setelah berbuat dosa dapat mencegah pencatatan amal buruk tersebut.
Soal 16
Apa nama kitab yang akan diberikan kepada setiap manusia di hari kiamat berdasarkan catatan Malaikat Raqib dan Atid?
A. Kitab Amal
B. Kitab Perbuatan
C. Sijjin dan Illiyyin
D. Lauh Mahfuzh
Jawaban: C. Sijjin dan Illiyyin
Pembahasan: Sijjin adalah kitab catatan amal untuk orang-orang yang durhaka, sedangkan Illiyyin adalah kitab catatan amal untuk orang-orang yang beriman dan bertakwa. Dalam Surah Al-Mutaffifin, Allah menyebutkan kedua kitab ini. Sijjin disebutkan dalam ayat 7: “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya kitab orang yang durhaka benar-benar (tersimpan) dalam sijjin.” Sedangkan Illiyyin disebutkan dalam ayat 18: “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti benar-benar (tersimpan) dalam ‘illiyyiin.” Kedua kitab ini merupakan hasil akhir dari pencatatan yang dilakukan oleh Malaikat Raqib dan Atid selama kehidupan manusia di dunia.
Soal 17
Menurut Imam Ibn Qayyim Al-Jauziyyah, apa yang membedakan kualitas pencatatan amal baik dan buruk?
A. Amal baik dicatat berlipat ganda, amal buruk dicatat apa adanya
B. Amal baik dan buruk dicatat sama
C. Amal buruk dicatat berlipat ganda
D. Tidak ada perbedaan dalam pencatatan
Jawaban: A. Amal baik dicatat berlipat ganda, amal buruk dicatat apa adanya
Pembahasan: Imam Ibn Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab “Madarij As-Salikin” menjelaskan bahwa Allah memberikan kemudahan kepada hamba-Nya dengan menggandakan pahala amal kebaikan hingga sepuluh kali lipat bahkan lebih, sementara amal keburukan hanya dicatat sesuai dengan kadarnya (satu dosa ditulis satu). Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Surah Al-An’am ayat 160: “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya.”
Soal 18
Dalam kondisi apa seseorang dapat terbebas dari pengawasan Malaikat Raqib dan Atid?
A. Ketika sedang ibadah haji
B. Ketika sedang di Masjidil Haram
C. Tidak pernah terbebas, mereka selalu mengawasi
D. Ketika sedang tidur
Jawaban: C. Tidak pernah terbebas, mereka selalu mengawasi
Pembahasan: Malaikat Raqib dan Atid tidak pernah meninggalkan manusia dalam kondisi apapun selama ia masih hidup dan sudah baligh. Mereka terus mengawasi dan mencatat setiap perbuatan dan ucapan tanpa mengenal lelah atau istirahat. Hal ini disebutkan dalam Surah Qaf ayat 18: “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” Kata “selalu hadir” menunjukkan kontinuitas pengawasan yang tidak pernah terputus. Bahkan ketika tidur, jika seseorang bermimpi dan mengucapkan sesuatu, hal tersebut tetap dapat dicatat.
Soal 19
Apa nama ulama yang menulis secara khusus tentang adab berinteraksi dengan kesadaran adanya Malaikat Raqib dan Atid?
A. Imam Al-Ghazali
B. Imam An-Nawawi
C. Imam Ibn Rajab Al-Hanbali
D. Semua ulama di atas
Jawaban: D. Semua ulama di atas
Pembahasan: Ketiga ulama tersebut memiliki kontribusi penting dalam menjelaskan adab berinteraksi dengan kesadaran adanya malaikat pencatat. Imam Al-Ghazali dalam “Ihya Ulumuddin” menjelaskan konsep muraqabah (merasa diawasi Allah) melalui malaikat-Nya. Imam An-Nawawi dalam “Riyadh As-Shalihin” mengumpulkan hadis-hadis tentang pengawasan malaikat. Imam Ibn Rajab Al-Hanbali dalam “Jami’ Al-Ulum wa Al-Hikam” menjelaskan hikmah dan implementasi praktis dari kesadaran ini dalam kehidupan sehari-hari.
Soal 20
Bagaimana cara terbaik untuk memaksimalkan catatan amal baik menurut para ulama?
A. Memperbanyak dzikir dan amal saleh
B. Selalu dalam keadaan wudhu
C. Membaca Al-Quran setiap hari
D. Semua jawaban benar
Jawaban: D. Semua jawaban benar
Pembahasan: Para ulama sepakat bahwa untuk memaksimalkan catatan amal baik, seorang Muslim harus konsisten dalam berbagai bentuk ketaatan. Memperbanyak dzikir akan terus dicatat sebagai amal baik, selalu dalam keadaan wudhu menunjukkan kesucian lahir batin yang dicintai Allah, dan membaca Al-Quran setiap hari merupakan amal yang sangat mulia. Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Dzikir kepada Allah adalah makanan ruh, barangsiapa yang tidak berdzikir maka ruhnya akan mati.” Kombinasi dari berbagai amal saleh ini akan membuat catatan amal seseorang penuh dengan kebaikan yang berlipat ganda pahalanya.
Kesimpulan
Quiz tentang Malaikat Atid ini telah mengantarkan kita pada pemahaman yang lebih mendalam tentang salah satu aspek penting dari rukun iman kepada malaikat. Keberadaan Malaikat Raqib dan Atid bukan sekadar konsep teologis, melainkan realitas spiritual yang memiliki implikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari setiap Muslim.
Melalui 20 soal yang telah dibahas, kita dapat menyimpulkan beberapa poin penting. Pertama, Malaikat Raqib dan Atid bertugas mencatat setiap amal perbuatan manusia sejak baligh hingga meninggal dunia. Kedua, sistem pencatatan yang dilakukan menunjukkan keadilan dan rahmat Allah yang memberikan kesempatan bertaubat sebelum dosa dicatat. Ketiga, kesadaran akan keberadaan mereka seharusnya mendorong kita untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi kemungkaran.
Pemahaman tentang Malaikat Atid juga mengajarkan kita tentang konsep muraqabah dalam Islam, yaitu kesadaran bahwa kita selalu diawasi oleh Allah SWT. Kesadaran ini bukan dimaksudkan untuk membuat kita takut berlebihan, melainkan untuk membangun karakter yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab atas setiap perbuatan.
Dalam konteks kehidupan modern, konsep pengawasan malaikat ini tetap relevan dan dapat menjadi benteng moral di tengah berbagai tantangan zaman. Ketika teknologi memungkinkan manusia untuk berbuat anonim atau merasa tidak terlihat, kesadaran akan Malaikat Raqib dan Atid mengingatkan kita bahwa tidak ada yang tersembunyi dari Allah SWT.
Semoga quiz ini bermanfaat dalam memperkuat iman dan meningkatkan kualitas amal ibadah kita. Mari kita jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk memperbanyak amal kebaikan yang akan dicatat oleh Malaikat Raqib, dan senantiasa bertaubat dari kesalahan agar Malaikat Atid tidak perlu mencatat keburukan kita. Wallahu a’lam bishawab.