

Apakah belanja impulsif jadi musuh utamamu?
#1. Belanja impulsif sesekali sebenarnya tidak berbahaya bagi keuangan, asalkan dilakukan dengan batasan.

Kunci Jawaban: Setuju ✅
Pembahasan:
Tidak semua belanja impulsif berbahaya. Dalam ilmu keuangan personal, dikenal istilah discretionary spending (pengeluaran hiburan/keinginan).
Selama porsinya wajar, belanja impulsif justru bisa menjaga kesehatan mental.
Namun, kuncinya adalah batasan:
- Terapkan budgeting system seperti 50/30/20 rule (50% kebutuhan, 30% keinginan, 20% tabungan/investasi).
- Gunakan metode “24-hour rule” sebelum membeli barang tidak penting.
- Bedakan antara reward diri dan kebiasaan konsumtif.
Tahukah Kamu?
Penelitian di Journal of Consumer Research menemukan bahwa belanja impulsif kecil yang direncanakan justru dapat meningkatkan produktivitas, karena otak mendapat dopamine reward.
Tips Pintar Keuangan: Cara Cerdas Mengendalikan Belanja Impulsif
Belanja impulsif adalah kebiasaan membeli barang tanpa perencanaan, hanya karena tergoda diskon, promosi, atau dorongan sesaat.
Kebiasaan ini sering kali membuat keuangan keluarga terganggu, bahkan dana darurat pun bisa terkuras tanpa disadari.
Agar kondisi keuangan tetap sehat, berikut tips pintar keuangan untuk mengendalikan belanja impulsif:
- Buat Anggaran Bulanan yang Jelas
Catat pemasukan dan keluaran rutin. Sisihkan dana untuk kebutuhan pokok, tabungan, dan dana darurat. Dengan begitu, ruang untuk belanja impulsif menjadi terbatas. - Gunakan Aturan 24 Jam
Saat tergoda ingin membeli barang, tunggu minimal 24 jam. Jika setelah itu masih merasa butuh, berarti barang tersebut memang penting. - Belanja dengan Daftar Kebutuhan
Selalu bawa catatan saat berbelanja. Fokus hanya pada daftar tersebut untuk mencegah membeli barang di luar kebutuhan. - Pisahkan Rekening Tabungan dan Belanja
Rekening tabungan sebaiknya dipisahkan dari rekening harian. Cara ini membuat dana darurat aman dan tidak terpakai untuk keinginan sesaat. - Ingat Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Saat tergoda diskon, bayangkan dampaknya pada tujuan besar seperti pendidikan anak, rumah, atau dana pensiun.
Dengan disiplin menerapkan tips di atas, belanja impulsif bisa dikendalikan. Ingat, hemat bukan sekadar membeli barang murah, tapi membeli yang benar-benar dibutuhkan.

Sumber referensi: Pusmendik