Semenjak kepergian Malin Kundang, hari-hari dilalui dengan sepi dan waktu berjalan begitu lambat bagi Mande Rubayah.
Setiap pagi dan sore, Mande Rubayah selalu pergi keĀ pantaiĀ untuk memandang laut dan bertanya-tanya, “sudah sampai manakah kamu berlayar, Nak?” tanyanya dalam hati.
Meski didera rindu dan kekhawatiran tentang keselamatan anak semata wayangnya, Mande Rubayah tak lupa untuk selalu mendoakan Malin agar selamat dan berhasil di kota besar.
Setiap kali ada kapal merapat di Pantai Air Manis, Mande Rubayah selalu menanyakan kabar anaknya kepada nelayan dari kapal tersebut, “Apakah kalian melihat anakku, Malin? Apakah dia baik-baik saja? Kapan ia pulang?ā tanyanya.
Namun, setiap orang ia tanyai tidak pernah memberikan jawaban atau memberikan titipan salam maupun pesan dari anak lelakinya.

Sumber dan Kontributor
- Penyunting: elibrary.id
- orami.id