elibrary.id

Gerakan Indonesia Cerdas Literasi

Dalam pertempuran sengit, Aji Saka berhasil mengalahkan Dewata Cengkar dengan melilitnya pakai kain. Aji Saka pun kemudian dinobatkan sebagai Raja. (Gambar: Rahman/elibrary.id)
101 Cerita Nusantara: Raksasa Pemakan Manusia (Cerita Rakyat Jawa Tengah)

101 Cerita Nusantara: Raksasa Pemakan Manusia (Cerita Rakyat Jawa Tengah)

Ada kerajaan Medang Kamulan yang dipimpin oleh Prabu Dewata Cengkar, seorang Raja yang sangat jahat dan suka memakan daging manusia.

Tidak ada seorang pun yang berani menentang keinginannya.

Kemudian berita tentang kerajaan Medang Kamulan sampai di telinga Aji Saka, seorang sakti yang memiliki dua pengawal setianya.

Kemudian Aji Saka ditemani Dora dan Sembada pergi ke Medang Kamulan untuk menolong rakyat di sana melawan Rajanya.

Sebelum tiba di Medang Kamulan, mereka singgah di pegunungan Kendeng.

Di sana, Aji Saka berpesan kepada Sembada agar menjaga kerisnya dan jangan memberikan kepada siapapun.

Selanjutnya Aji Saka dan Dora melanjutkan perjalanannya melawan Prabu Dewata Cengkar.

Dalam pertempuran sengit, Aji Saka berhasil mengalahkan Dewata Cengkar dengan melilitnya pakai kain.

Aji Saka pun kemudian dinobatkan sebagai Raja.

Suatu hari, Aji Saka teringat akan kerisnya.

Ia pun meminta Dora untuk mengambil keris yang berada di tangan Sembada di Pegunungan Kendeng.

Dora pun pergi ke pegunungan Kendeng menemui Sembada.

Akan tetapi Sembada menolak untuk memberikan keris itu.

Sembada masih ingat pesan Aji Saka untuk tetap menjaga keris pusaka itu, sampai Aji Saka sendiri yang datang mengambilnya.

Akhirnya, dengan berat hati mereka bertarung untuk melaksanakan amanat yang telah diembannya.

Karena tak kunjung datang, Aji Saka kemudian menyusul Dora ke pegunungan Kendeng.

Betapa terkejutnya Aji Saka melihat dua orang kepercayaannya sudah tewas.

Rupanya mereka bertarung sampai mati demi memegang amanat yang telah mereka emban.

Aji Saka baru teringat akan pesan yang pernah ia sampaikan kepada Sembada untuk tidak memberi keris itu kepada siapa pun.

Ia merasa bersalah kepada keduanya.

Untuk mengabadikan kesetiaan kedua pengawalnya, Aji Saka menulis huruf-huruf di sebuah batu yang kemudian dikenal dengan nama Carakan. ***

Pesan Moral
Kesetiaan adalah suatu sikap mulia seorang kesatria.

Sumber dan Kontributor

Pengunjung: 0 Hari Ini: 0

Pencarian

Bagikan Info

Facebook
WhatsApp
Pinterest
Twitter
Telegram
LinkedIn

Bahasan Terpopuler

Informasi Lainnya

Jelajah E-Library

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!

Permintaan Ditolak

Akses ditolak karena tautan yang dituju tidak tersedia. Terima kasih.