elibrary.id

Gerakan Indonesia Cerdas Literasi

Namun, sebelum mereka bertanding, ternyata Aria telah menancapkan tombaknya pada ilalang yang bergetar. Serunting pun akhirnya terluka parah. (Gambar: Rachman/Transmedia Pustaka/elibrary.id)
Cerita Rakyat Sumatera Selatan: Cendawan Emas

101 Cerita Nusantara

Cendawan Emas

(Cerita Rakyat Sumatera Selatan)

Dahulu, di Sumidang, Sumatera Selatan, terdapat sebuah kerajaan besar.

Di kerajaan itu hidup seorang pangeran bernama Serunting.

Hubungan Serunting dengan adik iparnya yang bernama Aria Tebing, sedang bermasalah.

Ini disebabkan oleh rasa iri hati Serunting kepada Aria Tebing, yang berawal dari masalah tanaman cendawan atau jamur yang tumbuh di ladang mereka.

Cendawan yang menghadap ke arah ladang Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas.

Sedangkan, cendawan yang menghadap ke arah ladang Serunting tumbuh menjadi tanaman yang tidak berguna.

Suatu hari, Serunting mendatangi Aria Tebing dengan marah.

Ia menantang Aria Tebing berduel.

Aria Tebing meminta bantuan dan membujuk kakak perempuannya, yaitu istri Serunting untuk memberitahukan rahasia kesaktian Serunting.

Baca juga:  Bagaimana Aku Berpakaian: Menyumbangakan Sebagian Pakaian yang Masih Layak dan Bagus (24)

Ternyata, rahasia kesaktian Serunting ada pada tumbuhan ilalang yang bergetar meskipun tidak tertiup angin.

Keesokan harinya, Aria Tebing dan Serunting bertemu untuk mengadu kekuatan.

Namun, sebelum mereka bertanding, ternyata Aria telah menancapkan tombaknya pada ilalang yang bergetar.

Serunting pun akhirnya terluka parah.

Merasa dikhianati istrinya, Serunting akhirnya pergi mengembara dan bertapa di Gunung Siguntang.

Hyang Mahameru menyuruhnya bertapa di bawah pohon bambu hingga seluruh tubuhnya ditutupi oleh daun bambu untuk mendapatkan kekuatan gaib.

Serunting akhirnya mendapatkan kekuatan gaib.

Kesaktian yang dimilikinya sekarang adalah kalimat atau perkataan apa pun yang keluar dari mulut Serunting akan berubah menjadi kutukan.

Oleh karena itu, ia diberi julukan ‘si Pahit Lidah’.

Baca juga:  Belu Boneka Beruang: Tubuhnya Kotor dan Bau (2)

Serunting berniat untuk kembali ke kampung halamannya.

Sepanjang perjalanan menuju Sumidang, Serunting mengutuk setiap orang yang dijumpainya.

Ia menjadi sombong dan angkuh.

Meskipun demikian, Serunting masih memiliki hati baik.

Ia mengubah bukit yang gundul menjadi hutan kayu.

Serunting juga mengabulkan permintaan sepasang kakek-nenek yang menginginkan keturunan.

Serunting sangat bahagia karena bisa berguna untuk orang lain dan sekitarnya.

Di sisa perjalanannya, ia belajar untuk berbuat baik kepada siapapun dan berusaha menolong orang yang kesulitan. ***

Pesan Moral

Kemuliaan ilmu terdapat pada seberapa besar kegunaannya untuk membantu sesama.

Sumber dan Kontributor

Baca juga:  Buku Siswa SMA MA Kelas 12 Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Semester 2

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Semua konten ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak/dishare/didownload/dipublikasikan ulang dalam bentuk apa pun, tanpa izin tertulis dari penerbit dan admin elibrary.id.

Pengunjung: 0 Hari Ini: 0

Pencarian

Bagikan Info

Facebook
WhatsApp
Pinterest
Twitter
Telegram
LinkedIn

Bahasan Terpopuler

Informasi Lainnya

Jelajah E-Library

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!

Permintaan Ditolak

Akses ditolak karena tautan yang dituju tidak tersedia. Terima kasih.

Gerakan Indonesia Pintar

Dukung Gerakan Indonesia Pintar untuk membantu jutaan anak Indonesia mendapatkan akses bacaan gratis berkualitas.

Logo Gerakan Indonesia Pintar