Gerakan Indonesia Cerdas Literasi

/
/
Nabi Ibrahim Menghancurkan Patung dengan Kapak

Nabi Ibrahim Menghancurkan Patung dengan Kapak

Pada saat semua orang sedang sibuk mempersiapkan persembahan, Ibrahim menyelinap masuk ke dalam tempat menyimpan berhala-berhala tersebut.

Ibrahim membawa kapak milik ayahnya.

Dia segera menghancurkan berhala-berhala yang ada di tempat tersebut.

Dia tidak menghancurkan patung yang paling besar.

Ibrahim malah menggantungkan kapak tersebut di bahu patung itu.

Setelah itu, Ibrahim langsung pulang ke rumahnya.

Kaumnya selesai menyiapkan sesembahan.

Mereka kaget melihat patung-patung yang sudah hancur.

“Siapa yang berbuat seperti ini kepada Tuhan kita? Dia sudah berbuat aniaya!”

Kemudian, di antara mereka ada yang berkata, “Kami dengar ada seorang anak yang menghina dan mencela tuhan kita, namanya Ibrahim.”

“Bawalah dia kemari agar kita mendengar pengakuannya,” sahut yang lain.

Ibrahim dibawa ke hadapan mereka.

Kemudian, mereka bertanya, “Engkaulah yang telah melakukan semua ini terhadap Tuhan kami.”

Ibrahim pun menjawab,” Bukan aku yang berbuat, melainkan patung besar itu. Coba tanyakan kepadanya jika mereka bisa berbicara.”

Mendengar perkataan Ibrahim, mereka jadi bingung.

Lalu, mereka berkata, “Sesungguhnya engkau telah tahu bahwa Tuhan-Tuhan kami tidak bisa berbicara.”

Kemudian Ibrahim menjawab, “Apakah kalian pantas menyembah sesuatu yang bukan Allah sedangkan itu tidak memberi manfaat sedikit pun kepada kalian.”

Walau perkataan Ibrahim benar, mereka meminta raja untuk menghukum mati Ibrahim supaya Ibrahim merasakan balasan atas perbuatannya menghancurkan patung-patung. ***

وَكَيْفَ اَخَافُ مَآ اَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُوْنَ اَنَّكُمْ اَشْرَكْتُمْ بِاللّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ عَلَيْكُمْ سُلْطٰنًا ۗفَاَيُّ الْفَرِيْقَيْنِ اَحَقُّ بِالْاَمْنِۚ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۘ

Wa kaifa akhāfu mā asyraktum wa lā takhāfūna annakum asyraktum billāhi mā lam yunazzil bihī ‘alaikum sulṭānā(n), fa ayyul-farīqaini aḥaqqu bil-amn(i), in kuntum ta‘lamūn(a).

“Bagaimana mungkin aku takut kepada yang kamu sekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut menyekutukan sesuatu dengan Allah yang Dia (sendiri) tidak pernah menurunkan kepadamu alasan apa pun. Maka, golongan yang manakah dari keduanya yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka) jika kamu mengetahui?”

(QS. Al An’am [6]: 81)

Sumber dan Kontributor

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Semua konten ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak/dishare/didownload/dikomersialkan/dicetak/dipublikasikan ulang dalam bentuk apa pun, tanpa izin tertulis dari penerbit dan admin elibrary.id.

Informasi Post

Pengunjung: 0 Hari Ini: 0

Bagikan Info

Facebook
WhatsApp
Pinterest
Twitter
Telegram
LinkedIn
💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!

Permintaan Ditolak

Akses ditolak karena tautan yang dituju tidak tersedia. Terima kasih.