Gerakan Indonesia Cerdas Literasi

smartkids

Aku Cinta Rasul: Nabi Isa As, Bayi yang Pandai Bicara (119)

Malaikat Jibril datang menemui Mariam di salah satu ruangan masjid Al-Aqsa. “Siapa engkau?” tanya Mariam terkejut. Selama ini tidak ada orang yang berani memasuki kamarnya selain Nabi Zakaria dan istrinya.  “Aku utusan Allah, Allah akan memberimu seorang anak meskipun tanpa suami,” ucap malaikat Jibril. Sumber dan Kontributor Judul Buku: Aku Cinta Rasul: Kisah Teladan 25 […]

Aku Cinta Rasul: Nabi Isa As, Bayi yang Pandai Bicara (119) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Yahya As, Kezaliman Herodus dan Herodia (118)

Kaum Bani Israel lari ketakutan. Tak ada yang berani melawan pasukan Romawi. Akhirnya, Nabi Yahya tertangkap ketika sedang bersembunyi di sebuah kebun. “Ya Allah, izinkanlah aku menemui kedamaian di sisi-Mu. Biar kutinggalkan semua ketakutan di dunia ini.” Dengan bersimbah air mata, Nabi Yahya berdo’a untuk yang terakhir kalinya. Lalu tanpa menunggu banyak kesempatan, pasukan Romawi

Aku Cinta Rasul: Nabi Yahya As, Kezaliman Herodus dan Herodia (118) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Yahya As, Kezaliman Herodus dan Herodia (117)

Kabar itu sampai ke telinga Herodia. “Yahya berani menentang pernikahanku. Dia menyebut pernikahanku itu tercela,” geram Herodia. Dengan penuh amarah, Herodia menemui Herodus agar menyiksa pengikut Nabi Yahya dan Nabi Zakaria. Namun keimanan mereka tetap teguh. Lalu Herodia meminta Herodus untuk membunuh Nabi Yahya. Semua rumah digeledah. Perabotan dan barang-barang milik penduduk dihancurkan. Sumber dan

Aku Cinta Rasul: Nabi Yahya As, Kezaliman Herodus dan Herodia (117) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Yahya As, Kezaliman Herodus dan Herodia (116)

Kerusakan yang paling parah adalah keinginan Herodus untuk menikahi keponakannya sendiri, yang bernama Herodia. Atas dukungan Nabi Zakaria, Nabi Yahya dengan sangat berani bersikap tegas di depan Bani Israel, “Wahai Bani Israel. Seorang paman dilarang untuk menikahi keponakannya sendiri! Itu perbuatan yang dilarang Allah.” Kaum Bani Israel berbisik-bisik, “Alangkah beraninya Yahya. Pasti Herodus tidak tinggal

Aku Cinta Rasul: Nabi Yahya As, Kezaliman Herodus dan Herodia (116) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Yahya As, Kezaliman Herodus dan Herodia (115)

Allah mengabulkan do’a Nabi Zakaria. Di usianya yang sudah sangat lanjut, Nabi Zakaria baru dikaruniai seorang putra bernama Nabi Yahya. Nabi Yahya kecil tumbuh menjadi pemuda yang salih, cerdas, dan berilmu. Bani Israel menjadi sangat rusak akhlaknya ketika bangsa Romawi menjajah mereka. Mereka meniru kebiasaan bangsa Romawi yang suka berpesta-pora dan mabuk-mabukan. Sumber dan Kontributor

Aku Cinta Rasul: Nabi Yahya As, Kezaliman Herodus dan Herodia (115) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Zakaria As, Pengemban Amanah Allah (114)

“Aku hanya kagum kepadamu Zakaria. Aku tidak kagum kepada Tuhanmu,” begitulah jawaban Bani Israel. Mereka malah melaporkan ucapan Nabi Zakaria kepada Herodus. “Wahai tuan Herodus. Kami mendengar Zakaria menentang pernikahanmu.” Mendengar berita itu, Herodus memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Nabi Zakaria. Pasukan Romawi sangat kuat, hingga Nabi Zakaria tidak sempat menyelamatkan diri. Lalu dengan izin

Aku Cinta Rasul: Nabi Zakaria As, Pengemban Amanah Allah (114) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Zakaria As, Pengemban Amanah Allah (113)

Tak lama kemudian datanglah pertanda bahwa Allah akan memberikan seorang putra kepada beliau. Nabi Zakaria tidak bisa bercakap-cakap selama tiga malam. Istri Nabi Zakaria pun hamil dan melahirkan seorang putra yang bernama Nabi Yahya. Kaum Bani Israel terheran-heran dengan kelahiran Nabi Yahya. Mereka menyebut kelahiran Nabi Yahya sebuah keajaiban. Nabi Zakaria pun tidak menyia-nyiakan kesempatan

Aku Cinta Rasul: Nabi Zakaria As, Pengemban Amanah Allah (113) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Zakaria As, Pengemban Amanah Allah (112)

Suatu ketika, Nabi Zakaria datang menjenguk Mariam. Pada saat itu, Nabi Zakaria tidak memiliki makanan sedikit pun. Tapi, alangkah terkejutnya. Nabi Zakaria dan istrinya melihat makanan yang lezat di kamar Mariam. “Wahai, anakku. Siapa yang memberi semua ini?” tanya Nabi Zakaria penuh selidik. “Paman, makanan ini adalah pemberian Allah,” jawab Mariam santun. “Betapa besar karunia

Aku Cinta Rasul: Nabi Zakaria As, Pengemban Amanah Allah (112) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Zakaria As, Pengemban Amanah Allah (111)

Nabi Zakaria mendapat amanah dari Allah untuk mendidik Mariam, keponakannya. Mariam sangat cerdas dan cantik. Allah menjadikan Mariam wanita suci yang akan menjaga Baitul Maqdis atau Masjid Al-Aqsa. Nabi Zakaria membuatkan Mariam tempat khusus di Baitul Maqdis. Tidak ada seorang pun berani memasuki kamar Mariam, selain Nabi Zakaria dan istrinya. Sumber dan Kontributor Judul Buku:

Aku Cinta Rasul: Nabi Zakaria As, Pengemban Amanah Allah (111) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Yunus As, Selamat di Perut Ikan Paus (110)

Di dalam perut ikan paus, Nabi Yunus sedih. Ia menyesal telah meninggalkan Ninawa. Lalu ia berdoa, “Laailaha illa anta subhaanaka inni kuntu minadhalimiin.” Atas perintah Allah, ikan paus berenang ke tepi pantai dan mengeluarkan Nabi Yunus dari dalam perutnya, tanpa terluka sedikit pun. “Nabi Yunus datang!” Kedatangan Nabi Yunus disambut oleh kerumunan penduduk Ninawa. Tanpa

Aku Cinta Rasul: Nabi Yunus As, Selamat di Perut Ikan Paus (110) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Yunus As, Selamat di Perut Ikan Paus (109)

Setelah dua kali mengundi nama, keluarlah nama Nabi Yunus secara berturut-turut. Orang-orang di kapal sedih, “Yunus orang yang saleh. Janganlah kita mengorbankan dia.” Mereka melakukan pengundian untuk ketiga kalinya, tapi yang keluar tetap nama Nabi Yunus. Akhirnya, dengan berat hati mereka merelakan Nabi Yunus terjun ke tengah samudera. “Ya Allah, Engkau menginginkan aku kembali ke

Aku Cinta Rasul: Nabi Yunus As, Selamat di Perut Ikan Paus (109) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Yunus As, Selamat di Perut Ikan Paus (108)

Nabi Yunus sedih. Hati penduduk Ninawa sudah sekeras batu. “Ya Allah, aku telah gagal mendakwahi penduduk Ninawa. Turunkanlah azab untuk mereka.” Setelah berdoa, Nabi Yunus pergi menyeberangi lautan. Doa Nabi Yunus dikabulkan oleh Allah. Allah menurunkan badai dan angin yang sangat kencang. Debu-debu beterbangan, pepohonan tumbang, dan batu-batu terlempar. Penduduk Ninawa ketakutan. Lalu mereka teringat

Aku Cinta Rasul: Nabi Yunus As, Selamat di Perut Ikan Paus (108) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Yunus As, Selamat di Perut Ikan Paus (107)

Bertahun-tahun Nabi Yunus mendakwahi penduduk Ninawa, namun tak seorang pun dari mereka yang mengikuti ajaran Allah. Setiap kali Nabi Yunus mendatangi mereka, penduduk Ninawa justru menertawai dan menyebutnya orang gila. Bahkan mereka semakin jengkel dengan dakwah yang dilakukan Nabi Yunus, “Datangkanlah azab dari tuhanmu, kami menantinya.” Setiap orang yang bertemu Nabi Yunus memandangnya dengan curiga,

Aku Cinta Rasul: Nabi Yunus As, Selamat di Perut Ikan Paus (107) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Yunus As, Selamat di Perut Ikan Paus (106)

“Aku akan memberi tahu kalian tentang Tuhan yang telah menciptakan manusia dan alam semesta. Dialah Allah, Tuhan yang satu.” Mendengar penjelasan itu, penduduk Ninawa tertawa dan mengejek, “Kami tidak kenal Tuhan yang satu. Kami akan tetap menyembah Usytar seperti nenek moyang kami.” Sumber dan Kontributor Judul Buku: Aku Cinta Rasul: Kisah Teladan 25 Nabi &

Aku Cinta Rasul: Nabi Yunus As, Selamat di Perut Ikan Paus (106) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Yunus As, Selamat di Perut Ikan Paus (105)

Di sebuah tanah yang lapang kota Ninawa, berdiri sebuah berhala yang selalu disembah oleh penduduk. Allah lalu mengutus seorang pemuda yang gagah berani untuk mendakwahi mereka. Namanya Nabi Yunus. “Berhala apakah itu?” tanya Nabi Yunus kepada para penduduk. “Tuan pasti orang baru di sini. Itu Usytar, tuhan kami.” Lalu Nabi Yunus menanyai mereka lagi, “Bisakah

Aku Cinta Rasul: Nabi Yunus As, Selamat di Perut Ikan Paus (105) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Ilyasa’ As, Penerus Perjuangan Suci (104)

Suatu ketika Nabi Ilyasa’ sakit. Ia bertutur kepada pengikutnya, “Sepertinya ajalku sudah dekat. Rawatlah anak ini dengan baik. Dia anak yatim piatu yang sebatangkara.” Para pengikut Nabi Ilyasa’ mengamini. Tak lama setelah itu, Nabi Ilyasa’ wafat. Allah mencukupkan beliau dari tugas yang amat berat. Pengikutnya hijrah bersama si anak yatim mencari tempat lain yang lebih

Aku Cinta Rasul: Nabi Ilyasa’ As, Penerus Perjuangan Suci (104) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Ilyasa’ As, Penerus Perjuangan Suci (103)

Kekufuran semakin menjadi-jadi. Nabi Ilyasa’ pun tidak bisa membendung. Bahkan beberapa pengikutnya juga tergoda untuk kembali ke kehidupan mereka yang kelam. Suatu siang, ada seorang wanita bangsawan yang cantik mengempaskan seorang anak kecil ke tanah. Anak itu ingin meminta bantuan, tetapi wanita itu tidak menggubrisnya. Anak kecil itu lalu diasuh oleh Nabi Ilyasa’ dengan penuh

Aku Cinta Rasul: Nabi Ilyasa’ As, Penerus Perjuangan Suci (103) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Ilyasa’ As, Penerus Perjuangan Suci (102)

“Engkau berbohong. Engkau bukan nabi. Siapa yang mengangkatmu menjadi nabi?” Salah seorang di antara mereka membantah. “Allah yang telah mengangkatku. Tidak cukupkah azab Allah bagimu?” Nabi Ilyasa’ mengingatkan Bani Israel tentang azab yang pernah mereka alami. Kaum Bani Israel memang keras kepala. Mudah sekali mereka melupakan peringatan Allah setelah mendapatkan kehidupan yang enak. Mereka menyiksa

Aku Cinta Rasul: Nabi Ilyasa’ As, Penerus Perjuangan Suci (102) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Ilyasa’ As, Penerus Perjuangan Suci (101)

Sepeninggal Nabi Ilyas, satu persatu penduduk Ba’labak kembali menyembah patung Ba’al. Mereka hidup foya-foya, mabuk, dan berjudi di depan patung Ba’al. Kesesatan ini dimulai oleh para penguasa Ba’labak yang menaruh dendam pada Nabi Ilyas. Mereka hendak merebut kembali kekuasaan Ba’labak. Tiba-tiba seorang laki-laki yang berkulit bersih dan tampan berdiri di tengah-tengah mereka. “Ada aku! Aku

Aku Cinta Rasul: Nabi Ilyasa’ As, Penerus Perjuangan Suci (101) Read More »

Aku Cinta Rasul: Nabi Ilyas As, Berdakwah dengan Berpindah-pindah (100)

“Ayo kita berdakwah terang-terangan. Kita datangi istana para penguasa itu,” seru Nabi Ilyas penuh semangat. Penguasa Bani Israel ketakutan dengan datangnya Nabi Ilyas beserta pengikutnya. “Bani Israel,” teriak Nabi Ilyas lantang. “Kalau kalian bertaubat, maka Allah akan menghentikan bencana dari negeri ini!” Kaum Bani Israel serentak berlutut, dengan terpaksa para penguasa itu pun ikut berlutut

Aku Cinta Rasul: Nabi Ilyas As, Berdakwah dengan Berpindah-pindah (100) Read More »

Page 12 of 44
1 10 11 12 13 14 44
💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!