elibrary.id

Gerakan Indonesia Cerdas Literasi

Si Singamangaradja XII (direktoratk2krs.kemsos.go.id)
Si Singamangaradja XII: Gugur Bersama Ketiga Putra-Putrinya

Si Singamangaradja XII: Gugur Bersama Ketiga Putra-Putrinya

  • Sisingamangaraja XII dengan nama lengkap Patuan Bosar Ompu Pulo Batu Sinambela adalah seorang raja di Negeri Toba, Sumatra Utara dan pejuang yang berperang melawan Belanda.
  • Diangkat oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961.
  • Berasal dari Sumatera Utara.
  • Lahir 18 Februari 1849 di Bakkara, Tapanuli, Sumatra Utara.
  • Meninggal 17 Juni 1907 di Desa Si Onom Hudon, perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Dairi.
  • Meninggal di usia 58 tahun.
  • Dimakamkan di Balige, Tobasa.
  • Naik takhta pada tahun 1876 menggantikan ayahnya Sisingamangaraja XI yang bernama Ompu Raja Sohahuaon Sinambela.
  • Selain itu, ia juga disebut juga sebagai raja imam.
  • Raja Sisingamangaraja XII berjuang menentang kekuasaan Belanda di Tapanuli, Sumatera Utara.
  • Dengan dukungan rakyatnya, tahun 1877 ia menyatakan perang kepada Belanda.
  • Perang panjang pun berlangsung bermula di Bahal Batu, Humbang, dan berikutnya meluas di seluruh Tanah Batak, bahkan Belanda mengerahkan pasukannya dari Singkil Aceh.
  • Pada tahun 1877 para misionaris di Silindung dan Bahal Batu meminta bantuan kepada pemerintah kolonial Belanda dari ancaman diusir oleh Sisingamangaraja XII.
  • Kemudian pemerintah Belanda dan para penginjil sepakat untuk tidak hanya menyerang markas Si Singamangaraja XII di Bakara, tetapi sekaligus menaklukkan seluruh Toba.
  • Sebelum Sisingamangaraja XII gugur, ia sempat ditawari untuk diangkat sebagai Sultan atas Tanah Batak oleh Gubernur Belanda Van Daalen.
  • Bahkan Sang Gubernur sendiri berjanji akan menyambut kehadirannya dengan seremonial tembakan meriam 21 kali.
  • Akan tetapi, Sisingamangaraja XII menolaknya, bahkan semakin gencar melakukan perlawanan.
  • Sisingamangaraja XII gugur pada 17 Juni 1907 saat disergap oleh sekelompok anggota Korps Marsose, sebuah pasukan khusus Belanda.
  • Penyergapan tersebut dipimpin oleh Hans Christoffel di pinggir bukit Aek Sibulbulon, di suatu desa bernama Si-Onom Hudon, di perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Dairi yang sekarang.
  • Sisingamangaraja XII menghadapi pasukan Korps Marsose sambil memegang senjata Piso Gaja Dompak.
  • Kopral Souhoka, penembak jitu pasukan Marsose, membidikkan tembakan ke kepala Sisingamangaraja XII tepat di bawah telinganya.
  • Menjelang napas terakhir dia tetap berucap, Ahuu Sisingamangaraja.
  • Turut gugur waktu itu dua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi, serta putrinya Lopian.
  • Sementara keluarganya yang tersisa ditawan di Tarutung.
  • Sisingamangaraja XII sendiri kemudian dikebumikan Belanda secara militer pada 22 Juni 1907 di Silindung, setelah sebelumnya mayatnya diarak dan dipertontonkan kepada masyarakat Toba.
Baca juga:  Anders Celcius (27 November 1701 - 25 April 1744): Pembuat Termometer
Si Singamangaradja XII (direktoratk2krs.kemsos.go.id)
Sisingamangaradja XII gugur bersama dua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi, serta putrinya Lopian. (direktoratk2krs.kemsos.go.id)

Sumber dan Kontributor

Pengunjung: 0 Hari Ini: 0

Pencarian

Bagikan Info

Facebook
WhatsApp
Pinterest
Twitter
Telegram
LinkedIn

Bahasan Terpopuler

Informasi Lainnya

Jelajah E-Library

💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!

Permintaan Ditolak

Akses ditolak karena tautan yang dituju tidak tersedia. Terima kasih.