Gerakan Indonesia Cerdas Literasi

/
/
Dr. G.S.S.J Ratulangie: Tokoh Multidimensional dari Sulawesi Utara

Dr. G.S.S.J Ratulangie: Tokoh Multidimensional dari Sulawesi Utara

  • Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau lebih dikenal dengan nama Sam Ratulangi, adalah seorang politikus, jurnalis, dan guru dari Sulawesi Utara, Indonesia.
  • Ia adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. 
  • Berasal dari Sulawesi Utara
  • Lahir 5 November 1890 di Tondano, Sulawesi Utara
  • Meninggal 30 Juni 1949 di Jakarta, Indonesia
  • Meninggal di usia 58 tahun
  • Dimakamkan di Tondano, Sulawesi Utara
  • Waktu belajar di Negeri Belanda Sam Ratulangi masuk menjadi anggota Indise Vereniging, Perhimpunan Mahasiswa Indonesia yang kemudian berganti nama menjadi “Perhimpunan Indonesia”.
  • Sam Ratulangi sangat berjasa bagi rakyat Minahasa.
  • Ia telah berhasil menghapuskan kerja paksa (rodi), menyelenggarakan transmigrasi, dan mendirikan yayasan dana belajar.
  • Dia juga turut andil dalam proklamasi kemerdekaan.
  • Usai Bung Karno dan Bung Hatta memimpin proklamasi, Sam Ratulangi diangkat sebagai Gubernur Sulawesi.
  • Ia membawa kabar kemerdekaan ke Sulawesi.
  • Proklamasi Kemerdekaan berkumandang pada 17 Agustus 1945.
  • Namun di Sulawesi proklamasi baru didengar dua hari setelahnya yaitu pada tanggal 19 Agustus 1945 Gubernur Ratulangi mengumumkan secara resmi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
  • Ia membacakan kembali bunyi naskah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 di hadapan pemuka-pemuka rakyat Sulawesi.
  • Ratulangi juga sering disebut sebagai tokoh multidimensional.
  • Ia dikenal dengan filsafatnya: “Si tou timou tumou tou” yang artinya: manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia.
  • Ratulangi termasuk anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang menghasilkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia dan merupakan Gubernur Sulawesi pertama.
  • Ratulangi ditangkap oleh Belanda pada tanggal 25 Desember 1948.
  • Dia dipindahkan ke Jakarta pada tanggal 12 Januari 1949 untuk kemudian dipindahkan ke Bangka.
  • Namun, karena masalah kesehatannya, ia diizinkan tinggal di Jakarta sebagai tahanan rumah.
  • Ratulangi meninggal pada tanggal 30 Juni 1949 dan dimakamkan sementara di Tanah Abang.
  • Pada tanggal 23 Juli 1949, jenazahnya diangkut ke Manado dengan kapal KPM Swartenhondt
  • Kapal itu sampai di Manado pada tanggal 1 Agustus 1949.
  • Pada hari berikutnya, jenazah Ratulangi dibawa dan dimakamkan di kampung halamannya di Tondano
Sam Ratulangi termasuk anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang menghasilkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia dan merupakan Gubernur Sulawesi pertama. (direktoratk2krs.kemsos.go.id)

Sumber dan Kontributor

Informasi Post

Bahasa

:

field_6213439005972
Pengunjung: 0 Hari Ini: 0

Bagikan Info

Facebook
WhatsApp
Pinterest
Twitter
Telegram
LinkedIn
💳 Donasi via PayPal 🤲 Dukung via Kitabisa
error: Content is protected !!

Permintaan Ditolak

Akses ditolak karena tautan yang dituju tidak tersedia. Terima kasih.