Ibrahim bin Adham senang berburu binatang di hutan.
Suatu hari ketika ia beristirahat dan membuka bekalnya, tiba-tiba datang seekor gagak terbang mengambil rotinya dengan cakarnya.
Karena tidak ada makanan lagi, Ibrahim mengejar gagak itu.
Ia melihat gagak itu menjatuhkan roti ke mulut seorang laki-laki yang kaki dan tangannya terikat.
Setelah itu, gagak terbang lagi.
Ibrahim segera mendekati laki-laki itu dan menolongnya, ”Mengapa kamu berada di sini dengan tangan dan kaki terikat?”
“Saudaraku, aku seorang pedagang kain. Suatu hari, sekelompok perampok mencegatku dan merampas semua uangku. Mereka kemudian mengikat tangan dan kakiku. Aku sudah seminggu berada di sini tanpa bisa berbuat apa-apa, kecuali mengharapkan pertolongan Allah.”
“Alhamdulillah, Allah telah memberi rasa sayang kepada makhluk lainnya. Gagak itulah yang memberi makan kepadaku selama ini. Kadang ia menjatuhkan buah-buahan atau apa saja yang dapat kumakan. Baru hari ini ia memberiku makan sepotong roti.”
Ibrahim kemudian mengantarkan orang itu sampai ke rumahnya.
Peristiwa itu membekas di hati Ibrahim bin Adham.
Ia merasa malu kepada gagak itu.
Sebab, selama ini ia termasuk orang yang kikir.
Sejak saat itu, ia pun berubah menjadi orang yang dermawan. ***
Sumber dan Kontributor
Naskah: Kak Nurul Ihsan
Ilustrasi: Rachman