- Lahir : Tanjung Bunga, Sumatera Barat, 1772
- Wafat : Menado, Sulawesi Utara, 8 November 1864
Nama aslinya adalah Muhammad Sahab.
Pada tahun 1807, ia mendirikan benteng di kaki Bukit Tajadi yang kemudian diberi nama Bonjol.
Sejak saat itu, ia dikenal dengan nama Tuanku Imam Bonjol.
Pada tahun 1821, Belanda berhasil mengadu domba Kaum Paderi (agama) dengan Kaum Adat di Minangkabau hingga pecah “Perang Paderi”.
Kaum paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol berhasil mendesak mundur pasukan adat yang dibantu pasukan Belanda.
Saat itu, Belanda memang sedang berkonsentrasi memadamkan peperangan dengan Pangeran Diponegoro di Pulau Jawa.
Setelah Perang Diponegoro usai, Belanda mengerahkan pasukan besar-besaran untuk menumpas perjuangan Kaum Paderi.
Pada Agustus 1837, Bonjol dikuasai Belanda.
Namun, Tuanku Imam Bonjol berhasil menyelamatkan diri.
Belanda yang terkenal licik, kemudian pura-pura mengajak Imam Bonjol berunding.
Namun, ketika berunding pada 25 Oktober 1837, Belanda menangkap Tuanku Imam Bonjol dan mengasingkannya ke Cianjur (Jawa Barat).
Ia lalu dipindahkan ke Ambon (Maluku), lalu ke Manado (Sulawesi Utara) sampai wafat. ***
Sumber dan Kontributor
- Judul Buku: 100 Pahlawan Nusantara
- Naskah: Kak Nurul Ihsan
- Ilustrasi: Uci Ahmad Sanusi
- Penerbit: Cikal Aksara