- Lahir : Solo, 26 Juli 1927
- Wafat : Ambon, 4 November 1950
Ia adalah lulusan Sekolah Tinggi Pelayaran dan mendapat ijazah Navigasi Laut peringkat pertama.
Setelah Jepang masuk ke Indonesia, Riyadi memutuskan keluar dari pekerjaannya dan ikut berjuang untuk kemerdekaan.
Selama 3 tahun melawan Jepang, tak sekali pun Jepang berhasil menangkapnya.
Ia lalu diangkat menjadi Koman dan Batalion Resimen I Divisi X yang bertugas di Kota Solo.
Selama Agresi Militer Belanda I dan II, ia memimpin pasukannya secara bergerilya menyerang pos-pos pertahanan tentara sekutu dan Belanda di Jawa Tengah.
Ia bahkan menggagas “Serangan Umum Kota Solo” pada 7—10 Agustus 1949.
Keberanian dan kepandaiannya di usianya yang masih sangat muda, bahkan membuat komandan pasukan Belanda (Letkol. Van Ohl) sangat kagum.
Selain menghadapi penjajah, ia juga ikut menumpas pemberontakan PKI-Madiun (September 1948) dan pemberontakan Andi Aziz di Makasar (April 1950).
Ia juga ikut menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan/RMS (November 1950) yang merenggut nyawanya.
Ia tertembus peluru di depan Benteng Victoria Ambon saat nekat keluar dari panser dalam penyerbuan ke benteng tersebut.
Ia gugur dalam usia yang masih sangat muda (23 tahun) dan menjadi pahlawan kebanggaan masyarakat Solo. ***
Sumber dan Kontributor
- Judul Buku: 100 Pahlawan Nusantara
- Naskah: Kak Nurul Ihsan
- Ilustrasi: Uci Ahmad Sanusi
- Penerbit: Cikal Aksara