- Lahir : Pasuruan, 28 Oktober 1879
- Wafat : Bandung, 28 Agustus 1950
Meskipun seorang peranakan Eropa, Douwes Dekker (DD) merasa dirinya adalah orang Indonesia yang harus berjuang melawan penjajahan.
Pada tahun 25 Desember 1912, bersama dengan Soewardi Soerjaningrat dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij (IP).
Ketiga tokoh itu kemudian dikenal dengan sebutan “Tiga Serangkai”.
Pada 1913, ketiganya lalu diasingkan ke Belanda karena memprotes rencana Belanda yang akan merayakan 100 tahun kemerdekaanya secara besar-besaran.
Masa ini dimanfaatkan oleh DD untuk mengambil program doktoral di Universitas Zurich, Swiss.
Sekembalinya ke Batavia, ia kembali aktif di surat kabar.
Tulisannya banyak menyindir kaum indo yang lebih berpihak pada Belanda.
Pada tahun 1919, ia harus menjalani kurungan penjara dan serangkaian pengadilan karena dituduh terlibat dalam kerusuhan buruh perkebunan tembakau di Klaten.
Keluar dari penjara, DD mendirikan sekolah Kesatriaan Institut (KI) di Bandung.
Ia menulis sendiri buku yang diajarkan pada murid-muridnya.
Pada 1933, buku-bukunya dibakar karena mengandung ajaran antikolonial.
Ia pun dilarang mengajar.
Pada tahun 1940, DD ditangkap dan diasingkan ke Suriname karena diduga berpihak pada Jepang.
Selanjutnya, pada tahun 1946 ia dikirim ke Belanda.
Pada tahun 1947, ia berhasil pulang ke Indonesia dengan mengganti identitasnya menjadi Danudirdja Setiabudhi.
Ia lalu menduduki beberapa jabatan penting di pemerintahan Republik Indonesia.
Ia wafat tanggal 28 Agustus 1950 dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung.***
Sumber dan Kontributor
- Judul Buku: 100 Pahlawan Nusantara
- Naskah: Kak Nurul Ihsan
- Ilustrasi: Uci Ahmad Sanusi
- Penerbit: Cikal Aksara