- Lahir : Jepara, 4 Maret 1886
- Wafat : Jakarta, 8 Maret 1943
Perjuangannya dimulai saat ia sekolah kedokteran di STOVIA.
Ia kerap memprotes peraturan-peraturan yang bersifat kolonial, yang menganggap kulit putih lebih tinggi derajatnya dibandingkan pribumi.
Ia adalah salah satu tokoh Tiga Serangkai yang mendirikan Indische Partij (IP) pada 25 Desember 1912.
Belum genap setahun, IP dibubarkan pemerintah Hindia-Belanda.
Pada November 1913, Belanda berencana merayakan 100 tahun kemerdekaanya secara besar-besaran dengan uang dan tenaga dari bangsa pribumi.
Bagi Tjipto dan teman-teman, ini merupakan penghinaan pada bangsa pribumi yang sedang dijajah.
Mereka pun membentuk Komite Bumi Putera (diketuai oleh Tjipto) untuk menggagalkan rencana Belanda tersebut.
Aksi Komite Bumi Putera semakin keras dengan membuat tulisan-tulisan berisi pemboikotan terhadap Belanda di harian De Express.
Akibatnya, pada Agustus 1913, Tjipto diasingkan ke Belanda bersama Soewardi Soerjaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker.
Pada tahun 1914, Tjipto Mangoenkoesoemo diperbolehkan kembali ke Indonesia karena kesehatannya kurang baik.
Selanjutnya, ia bergabung dengan Insulide, perkumpulan yang menggantikan IP.
Pada tahun 1918, ia menjadi anggota Volstraad (Dewan Rakyat Hindia-Belanda). ***
Sumber dan Kontributor
- Judul Buku: 100 Pahlawan Nusantara
- Naskah: Kak Nurul Ihsan
- Ilustrasi: Uci Ahmad Sanusi
- Penerbit: Cikal Aksara